Tribun Manado TV
(VIDEO) Bupati Boltim Geram Pejabat Eselon Dua Pakai Kaos ke Kantor
Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Sehan Landjar geram melihat pejabat eselon dua mengenakan kaos ke kantor pada Jumat (7/4/2017).
Penulis: Aldi Ponge | Editor: Alexander Pattyranie
Laporan Wartawan Tribun Manado, Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID, TUTUYAN - Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Sehan Landjar geram melihat pejabat eselon dua mengenakan kaos ke kantor pada Jumat (7/4/2017).
Bupati Sehan Landjar menyoroti pakaian yang dikenakan para pejabat eselon dua yang hadir dalam pembukaan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan (Diklatpim) IV.
"Eselon dua banyak belum ikut pim II.
"Lihat mereka, Jumat mengenakan baju sembarangan.
"Ini kurang displin," katanya di hadapan peserta diklat pim IV.
Dia meminta satuan kerja menganggarkan pengadaan pakaian batik PNS agar seragam.
"Tak boleh seperti ini lagi, sebagian pakai kaos.
"Bagaimana menjadi contoh bagi junior.
"Bedakan ke kantor dan ke pasar.
"Jangan alasan olahraga.
"Jumat tetap kerja seperti biasa," katanya dengan nada suara meninggi dan matanya menatap tajam ke arah pejabat eselon dua.
Dirinya selama menjabat bupati tak pernah mengenakan kaos dan celana jins saat masuk kantor.
"Saya warning, ini peringatan keras.
"Anggarkan melalui dinas masing-masing untuk pembelian batik.
"Saya tak mau melihat lagi yang pakai kaos pada Jumat depan," tegasnya sambil menunjukan jari kiri ke atas sebagai tanda peringatan.
Sehan menjelaskan diklat mempunya arti penting dalam sistem pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.
"Kegiatan ini merupakan satu cara membentuk karakteristik PNS.
"Ini upaya untuk mengubah mindset dan cara berkeinginan PNS," terangnya.
Kegiatan ini merupakan amanat undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatus Sipil Negara (ASN).
"Jenjang pendidikan pim merupakan dasar penilaian kompetensi kepada penjenjangan ASN," tegasnya.
Kepala badan kepegawaian pendidikan dan pelatihan (BKPP) Boltim, Robi Mamonto melalui Kabid Diklat, Wenadi Apandi mengatakan kegiatan diklat untuk membentuk sosok pemimpin birokrasi yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam menyusunan perencanaan kegiatan instansinya.
"Kita ingin membentuk kompetensi kepemimpinan operasional dan membentuk pemimpin perubahan pada jabatan struktural eselon IV," ungkapnya.
Kegiatan diikuti oleh 40 peserta yang dibiayai oleh pemda senilai Rp 800-an juta.
"Peserta selama 32 hari akan mengikuti pembelajaran klasikal dan 65 hari pembelajaran di luar kelas," tegasnya.
Simak selengkapnya dalam tayangan video di atas.