Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kendaraan Terjebat di Jalan Maesaan-Modoinding

Bencana tanah longsor kembali terjadi di jalur Amurang Kotamobagu Doloduo atau AKD di Minahasa Selatan.

Penulis: | Editor: Lodie_Tombeg
FIONALOIS WATANIA
longsor di modoinding 

TRIBUNMANADO.CO.ID, AMURANG - Bencana tanah longsor kembali terjadi di jalur Amurang Kotamobagu Doloduo atau AKD.
Meski baru pekan lalu petugas Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XI Wilayah 2 Minsel, Kotamobagu dan Bolmong Raya membersihkan material longsor, namun bencana pada Januari dan Maret itu lagi terjadi.

Hujan yang terus mengguyur menyebabkan peristiwa longsor kembali terjadi pada Sabtu (8/4) pukul 13.00 dan 17.00 Wita.

Menurut Franky Walintukan, Ketua Karang Taruna Desa Tambelang, longsor kali ini berada di samping titik longsor pada peristiwa akhir Maret. Kali ini lebih besar. Longsor pertama yang terjadi siang menyebabkan kendaraan tidak bisa lewat dan terjebak hingga berjam-jam sampai pukul 17.00," terangnya.

Dikatakan Walintukan, kendaraan roda empat terpaksa harus didorong oleh beberapa orang karena kondisi jalan yang sangat licin.

Satu titik longsor yang paling besar terjadi di perkebunan Desa Tambelang, Kecamatan Maesaan tepatnya di Bois I," kata dia.

Lanjut Walintukan, longsor tersebut berhasil menutup badan jalan dengan material tanah, batu bahkan beberapa pohon yang ikut terbawa longsor.

"Yang paling menyulitkan itu adalah pohon. Beberapa pohon dengan posisi melintang di tengah jalan dan berukuran cukup besar. Para pengendara yang melintas dari arah Minsel Atas (Minsela) terpaksa mau tidak mau membersihkan material jalan dengan peralatan seadanya," katanya.

Lanjut dia. warga menggunakan jas hujan dan terpaksa menginjak lumpur yang licin dan berupaya agar jalan bisa dilewati.

Proses pembersihan jalan berlangsung cukup lama dan menyebabkan kemacetan. Tidak ada korban jiwa atau kendaraan yang tertimpa material longsor dalam peristiwa tersebut. Dia berharap agar agar pemerintah dapat memikirkan solusi yang terbaik untuk menangani daerah yang rawan longsor.

"Kalau bisa pemerintah bisa melakukan pengadaan alay berat disini. Karena daerah ini memang lokasi yang paling rawan longsor. Di tahuj ini saja sudah terjadi peristiwa longsor lebih dari tiga hari. Sehingga jika longsor terjadi bisa cepat dibersihkan," ujarnya.

Dia juga mengusulkan agar pemerintah dapat merencanakan pelebaran jalan karena takut suatu saat akan menelan korban.

Atas kerjasama masyarakat, kini jalur tersebut sudah bisa dilewati meski sebagian kendaraan harus dibantu untuk didorong.
"Semoga instansi terkait bisa membantu melakukan pembersihan," ujarnya. *

STORY HIGHLIGHTS
* Hujan yang terus mengguyur menyebabkan peristiwa longsor kembali terjadi pada Sabtu (8/4) pukul 13.00 dan 17.00 Wita
* Longsor kali ini berada di samping titik longsor pada peristiwa akhir Maret. Kali ini lebih besar
* Longsor pertama yang terjadi siang menyebabkan kendaraan tidak bisa lewat dan terjebak hingga berjam-jam sampai pukul 17.00

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved