Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Jalur Maesaan-Modoinding Kembali Ditimpa Longsor

Kelegaan pengendara yang melintasi Jalur Amurang Kotamobagu Doloduo atau AKD tidak bertahan lama.

Penulis: | Editor: Andrew_Pattymahu
FIONALOIS WATANIA
Jalur Maesaan-Modoinding Longsor 

Laporan wartawan Tribun Manado Fionalois Watania

TRIBUNMANADO.CO.ID, AMURANG - Kelegaan pengendara yang melintasi Jalur Amurang Kotamobagu Doloduo atau AKD tidak bertahan lama. Meski baru minggu lalu Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XI Wilayah 2 Minsel, Kotamobagu dan Bolmong Raya membersihkan puluhan material longsor yang terjadi pada Januari dan akhir Maret, namun cuaca hujan yang terus mengguyur menyebabkan peristiwa longsor kembali terjadi pada Sabtu (8/4) sekitar pukul 13.00 WITA dan 17.00 WITA.

Hal ini disampaikan langsung oleh Franky Walintukan, Ketua Karang Taruna Desa Tambelang. "Titik longsor ini berada disamping titik longsor akhir Maret dan kali ini lebih besar. Longsor pertama yang terjadi siang menyebabkan kendaraan tidak bisa lewat dan terjebak hingga berjam-jam sampai pukul 17.00 WITA," terangnya. Dikatakan Walintukan kendaraan roda empat terpaksa harus didorong oleh beberapa orang karena kondisi jalan yang sangat licin.

Satu titik longsor yang paling besar terjadi di perkebunan Desa Tambelang Kecamatan Maesaan Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) tepatnya di Bois I," terangnya. Lanjut Walintukan, longsor tersebut berhasil menutup badan jalan dengan material tanah, batu bahkan beberapa pohon yang ikut terbawa longsor.

"Yang paling menyulitkan itu adalah pohon. Beberapa pohon dengan posisi melintang di tengah jalan dan berukuran cukup besar. Para pengendara yang melintas dari arah Minsel Atas (Minsela) terpaksa mau tidak mau membersihkan material jalan dengan peralatan seadanya," katanya. Lanjut Tembelang, warga menggunakan jas hujan dan terpaksa menginjak lumpur yang licin dan berupaya agar jalan bisa dilewati.

Proses pembersihan jalan berlangsung cukup lama dan menyebabkan kemacetan. Tidak ada korban jiwa dan kendaraan yang tertimpa material longsor dalam peristiwa tersebut. Dia berharap agar

Tambelang berharap agar pemerintah dapat memikirkan solusi yang terbaik untuk menangani daerah yang rawan longsor. "Kalau bisa pemerintah bisa melakukan pengadaan alay berat disini. Karena daerah ini memang lokasi yang paling rawan longsor. Di tahuj ini saja sudah terjadi peristiwa longsor lebih dari tiga hari. Sehingga jika longsor terjadi bisa cepat dibersihkan," ujarnya.

Dia juga mengusulkan agar pemerintah dapat merencanakan pelebaran jalan karena takut suatu saat akan menelan korban. Atas kerjasama masyarakat, kini jalur tersebut sudah bisa dilewati meski sebagian kendaraan harus dibantu untuk didorong. "Semoga instansi terkait bisa membantu melakukan pembersihan," kuncinya. (Tiw)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved