Tak Ada Sinyal dan Listrik, SMKN 6 Bitung Ujian Manual

Jalan yang rusak juga jadi kendala. Para siswa sering tak masuk sekolah jika hujan karena jalanan berlumpur. "Tak ada kendaraan roda empat masuk ke sekolah itu," kata dia.

Menurut dia, memang ada permasalahan dengan pemilik lahan tempat jalan masuk sekolah.
"Hal itu sudah terjadi sejak SMK ini berdiri tiga tahun lalu hingga kini belum ada solusi," beber dia.

Di tengah keterbatasan itu, anehnya, jumlah siswa meningkat. Kini sudah mencapai 300 lebih siswa. Sebut Willy, ia memang selalu memberi semangat pada siswa agar tabah.

"Saya dekati siswa satu persatu, saya katakan kalian harus buktikan bahwa kalian bisa, mari kita ubah kekurangan ini menjadi cambuk bagi kita untuk maju dan mereka terbukti sangat cinta sekolah ini," kata dia.
Semangat siswa juga menular dari para guru.

Seorang guru honor bernama Lydia Assa rela menempuh perjalanan jauh puluhan kilometer.
"Saya tinggal di Likupang," kata dia.
Lydia ke sekolah menggunakan motor dan sendirian. Dia memakai jaket yang tidak terlalu tebal.

Akibatnya ia terkena pilek. "Sakit saya tak sembuh-sembuh," kata dia. Lydia mengaku melakukan itu demi mengispirasi para siswa.

"Saya lakukan ini agar mereka bangga sekolah di sini," kata dia.
Salah satu siswa yang mengaku bernama Feri mengaku bangga bersekolah di SMK tersebut.
Awalnya ia mengeluh.

"Tempatnya sulit dijangkau, jalan rusak, kalau hujan jadi kubangan lumpur, juga tak bisa bawa ponsel karena tak ada sinyal, saya belajar ogah -ogahan," beber dia.

Lama kelamaan, ia menyadari, kesulitan itu adalah "sekolah" terbaik.
"Ternyata bila kesulitan dilewati hidup jadi terasa mudah," kata dia. Joni siswa lainnya mengatakan, halangan yang paling menyakitkan adalah sindiran dari siswa lain.

Saat itulah peran dari guru nampak. "Mereka selalu menghibur serta kuatkan kami," kata dia.
Terkait dengan UN ini, dia sangat berharap bisa lulus membanggakan. "Kitalah angkatan pertama sekolah ini, kita harus lulus membanggakan," kata dia. *