Single Focus Reporting
(CONTENT) Geger! Sang Ibu tak Tertolong, Perampokan dan Pembunuhan di Tateli
Perampokan dan pembunuhan sadis terjadi di Desa Tateli II, Jaga IV, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, Kamis (9/3/2017).
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO ‑ Perampokan dan pembunuhan sadis terjadi di Desa Tateli II, Jaga IV, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, Kamis (9/3/2017), sekira pukul 04.00 Wita, dengan korban Agustina Mamahit (54) dan anak tercinta inisial R (19).
Peristiwa yang terjadi di Rumah Keluarga Rambing-Mamahit dengan menewaskan ibunda tercinta, Agustina mengejutkan warga sekitar kejadian yang nanti mengetahui kejadian ini sekira pukul 07.00 Wita.
Diduga oknum perampok dan pencuri ini masuk ke rumah korban dengan cara merusak pintu bagian belakang, kemudian mengambil beberapa barang berharga di rumah itu.
Korban Agustina yang terbangun dan kaget saat oknum pelaku berada di kamarnya dilumpuhkan dengan cara lehernya dicekik dan kepalanya dipukul dengan benda keras.
Tak hanya itu, anak korban Agustina, yakni, R dianiaya oleh pelaku yang diduga lebih dari satu orang.
Saksi Budi Suliastino mengatakan, dia nanti mengetahui kejadian ini sekira pukul 07.00 Wita, saat melihat korban R keluar dari rumah dengan hanya memakai handuk berwarna cokelat.
Korban pun menceritakan kejadian yang baru dialami.
Di mana dia dan ibunya mendapatkan tindakan kekerasan dari oknum pelaku yang masuk secara paksa ke rumah mereka, kemudian melakukan tindakan kekerasan.
Bahkan, ibunda tercintanya tewas atas aksi tersebut.
"Saya dan warga sekitar penasaran lalu datang ke mari untuk memastikan apa benar atau tidak. Ternyata benar, padahal rumah mereka selalu dikunci. Terus tembok beton mengelilinginya," ujar Dausri, warga sekitar lainnya.
Dia mengaku mengetahui di rumah itu ditempati tiga orang yakni, Ibu Agustina, R dan kakaknya.
"Memang waktu kejadian anak lelakinya bernama Coan tidak berada di rumah, karena sedang tugas.
"Kemudian tidak terdengar suara teriakan apapun dari dalam rumah," kata Dausri.
Dia pun menyesalkan nanti mengetahui kejadian ini pagi hari, sehingga tidak bisa berbuat lebih.
Sedangkan Budi Suliastino mengaku mengetahui saat diberitahu seorang anak kecil bahwa ada orang di pos yang butuh pertolongan.
"Saat saya tengok, ada R yang duduk hanya mengenakan handuk warna cokelat. Korban pun menceritakan apa yang baru dialaminya," ujar Budi menjelaskan.
Mendengar cerita korban, Budi memilih memanggil Babinsa, sebab dia tak mau mengambil resiko untuk masuk ke dalam rumah.
Saat masuk ke dalam rumah bersama petugas Babinsa, mereka menemukan Ibu Agustina yang sudah terkapar dengan posisi telentang di kamar rumah tersebut.
"Kami pun langsung membawa R, anak korban ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif," ujarnya.
Kapolresta Manado Kombes Pol Hisar Siallagan mengatakan, bahwa kejadian berawal dari pencurian, penganiayaan.
"Diduga ada kekerasan seksual dan pembunuhan dengan korban ibu dan anak," ujarnya.
Dia menambahkan sang ibu meninggal di tempat kejadian perkara.
"Ibunya meninggal dunia.
"Saat ini anak (R) berhasil diselamatkan, sedang dirawat RS Prof Kandouw. Hanya korban yang selamat belum bisa diambil keterangan," ujar dia.
Kata dia, diperkirakan tersangka yang melakukan berjumlah lebih dari satu orang.
Pihak kami sudah melakukan olah TKP, agar mudah mempelajari kasus ini.
"Kini tim sudah melakukan pengejaran terhadap tersangka," ujar dia.
Motif pembunuhan masih didalami.
Hanya ada unsur pencurian, karena ada beberapa barang di dalam rumah yang hilang.
Pihaknya juga akan mengambil keterangan terhadap kakak korban.
Tempat Tidur Penuh Darah
Kamar tempat Agustina Mamahit dan anaknya R tidur penuh darah.
Terutama kasur tempat tidur kedua korban.
Kondisi tempat tidur pun masih berantakan.
Seprei (pengalas) kasur sudah berada di lantai.
Kaca jendela di kamar itu tampak pecah.
Keberadaan kamar ini mengambarkan bahwa kedua korban sempat melakukan perlawanan terhadap pelaku.
Hanya kekuatan yang tidak seimbang membuat kedua korban tak mampu berbuat banyak.
"Memang adik saya baru satu tahun tinggal di Desa Tateli.
"Dia (Agustina Mamahit) tinggal bersama dengan kedua anaknya, sedangkan suaminya bekerja di Poso," ujar kakak korban, Alce Mamahit.
Dia menjelaskan, keluarga mereka yang berasal dari Tompaso Baru tidak percaya informasi yang beredar.
Karena itu, untuk memastikan mereka pun datang ke lokasi.
"Kami bersaudara sembilan orang. Agustina anak kedelapan sedangkan saya keenam. Rencananya jenazah akan di bawah ke TompasoBaru," ujar dia.
Ia menambahkan, mendengar hal ini suaminya yang dari Poso sempat tak percaya.
Tapi saat ini sudah dalam perjalanan ke Manado.
Korban R yang merupakan anak Agustina masih dirawat di rumah sakit, untuk menyembuhkan luka dan memulihkan trauma.
Terpisah, Kapolresta Manado Kombes Pol Hisar Siallagan mengatakan, korban yang meninggal masih akan di autopsi untuk memastikan kekerasan yang dialami korban.
"Jika diperkosa pasti ada tanda‑tandanya, sedangkan untuk anak yang diduga diperkosa harus menunggu visum dulu agar lebih jelas," ujar Hisar Siallagan.
Kata dia, saat ini korban selamat yakni Rosita masih dirawat di Rumah Sakit Prof Kandouw jadi masih belum bisa diintrogasi.
"Korban mengalami luka dibagian belakang, jadi sudah dioperasi. Serta masih mengalami trauma," ujar Kapolresta Manado.
Lanjut dia, motif pembunuhan masih didalami. Namun, informasi yang diperoleh oknum pelaku akan dikenakan pasal 365 tentang pencurian disertai kekerasan.
"Untuk lebih lanjut motif nanti jika tersangkanya sudah tertangkap baru akan digali lebih jauh," ujar dia.
Alce Hanya Bisa Menangis
Alce Mamahit, tak menyangka adiknya Agustina Mamahit (54) akan meninggal secara tragis pada, Kamis (9/3) subuh, dengan cara dibunuh oleh pelaku yang masih didalami kepolisian.
Alce yang ditemui saat berada di lobi kamar jenazah RS Bhayangkara Manado mengatakan, sebelumnya tak ada firasat adik tercintanya akan meninggalkan dia untuk selamanya.
Sang kakak pun hanya bisa menangis tanpa bisa berbuat lebih.
Dia menambahkan, pihak keluarga akan membawa jenazah adiknya di kampung halaman, Tompaso Baru.
"Ya, sesuai rencana kami keluarga akan membawa Agustina (korban) di Desa Tompaso Baru, Minsel, '' ujar anak keenam dari sembilan bersaudara ini.
Alce menjelaskan, setelah di autopsi korban akan dibawa ke Desa Tateli Dua, Jaga IV, Kecamatan Mandolang, Minahasa untuk dilakukan ibadah pelepasan.
Saat dibawa ke rumah korban di Desa Tateli, jenazah ikut dikawal Tim Paniki dan pihak kepolisian lainnya bersama keluarga.
Di rumah korban, masih terpasang police line yang menandakan kepolisian masih melakukan penyelidikan atas kejadian yang menimpa Keluarga Rambing-Mamahit.
Warga sekitar tampak masih memperbincangkan kejadian yang menimpa kedua korban ini.
Mereka masih mengulas peristiwa mengenaskan yang pelakunya belum diketahui.