Ingat Istri Sedang Hamil Jadi Kekuatan Terus Berenang, Dramatis! Kisah ABK Lolos dari Maut
"Dua teman saya menyerah dan sudah pasrah mereka sudah tak mampu berenang. Namun saya tetap memaksa."
Penulis: | Editor: Fransiska_Noel
Liputan Wartawan Tribun Manado, Valdy Vieri Suak
TRIBUNMANADO.CO.ID, RATAHAN - Suasana saat itu penuh keakraban, ada yang berbincang sambil bercanda, ada juga yang santai ditemani segelas kopi.
Itulah suasana terakhir di atas KM Redjeki 03 sebelum tenggelam disapu ombak besar.
24 orang yang berada dalam kapal tak sempat melakukan persiapan, kapal terbalik dalam waktu satu menit.
Air dengan cepat memasuki kapal bahkan sampai di kamar mesin.
Seperti yang diceritakan salah satu Anak Buah Kapal (ABK) yang selamat Richard Rizal, menurutnya saat itu cuaca memang tidak terlalu baik, angin kencang disertai ombak besar menghantam kapal.
"Saat itu kami kaget saat kapal tiba-tiba dimasuki air," katanya.
Kejadian pada Kamis (23/02) itu terjadi pukul 20.00 Wita saat kapal dari Bitung itu hendak menuju ke wilayah perairan Maluku.
Menurut Richard saat itu kapal tidak langsung tenggelam.
"Kapal dalam keadaan terbalik, tapi kami semua sudah berada di luar sambil menunggu ada benda mengapung," jelasnya.
Saat itu ia dan rekan-rekannya hanya bisa bertahan dengan berpegangan dibagian kapal.
Tapi saat itu untuk bertahan tidaklah mudah, beberapa kali peganggannya terlepas dikarenakan terpaan ombak.
Saat itu beberapa diantara mereka mulai merasa lemas karena kedinginan. Jumat (24/02) pukul 00.30 wita enam orang rekannya sudah tak ada.
"Mereka tak mampu bertahan saat diterpa ombak, terakhir saya lihat saat salah satu dari mereka memberikan makanan ringan yang ditemukan mengapung," katanya.
Dikatakannya saat itu tak ada pertolongan datang mendekat, hanya terlihat sebuah rakit yang berjarak sekitar 4 mil dari lokasi kapal tenggelam, ia pun sempat pasrah. Sekitar pukul 01.00 Wita kapal mulai tenggelam, meski begitu ia kembali memiliki harapan. Saat bagian lambung kapal terangkat ada pelampung dan beberapa galon bisa diambil dan digunakan.
Pukul 02.00 Wita ia memutuskan untuk berenang menuju rakit untuk meminta pertolongan.
"Saya lalu mulai berenang bersama dua teman saya sementara yang lain masih menunggu, tapi saat itu semuanya sudah pakai pelampung dan galon," ujarnya.
Belum setengah perjalanan ia dan dua rekannya mulai kelelahan dan hampir tak sanggup melanjutkan perjalanan.
"Dua teman saya menyerah dan sudah pasrah mereka sudah tak mampu berenang. Namun saya tetap memaksa dan berusaha mengingat istri saya yang sedang hamil empat bulan," ungkapnya.
Dengan tenaga yang sudah sangat lemah ia pun berhasil menuju rakit.
Pukul 06.00 Wita ia kemudian melihat kapal penangkap ikan yang hendak menuju ke Pelabuhan Belang.
Pertolongan pun datang saat kapten Kapal tersebut melihat ia yang meminta pertolongan dari atas rakit.
"Saya pun naik ke kapal itu dan kembali mencari teman-teman yang masih tertinggal. Namun hanya 18 orang tersisa dengan saya enam lainnya sudah hilang meski sempat kami cari," jelasnya.
Korban selamat langsung dievakuasi menuju pelabuhan Belang, TNI Polri berserta unsur Pemerintah lainnya ikut ambil bagian melakukan pertolongan saat kapal tiba di pelabuhan.
Dua orang dari 18 korban selamat langsung dibawa ke puskesmas terdekat dikarenakan mengalami luka dibeberapa bagian tubuh, sementara yang lainnya diberikan makanan dan minuman.
Usai mendapat perawatan semua korban selamat langsung diamankan di kantor Syabandar untuk didata dan langsung dipulangkan. (Val)