Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tepi Jalan Modoinding Jadi Tempat Sampah

Tumpukan sampah basah yang berbau busuk 'menghiasi' sepanjang tepi jalan Wulurmaatus, Kecamatan Modoinding, Kabupaten Minahasa Selatan.

Penulis: | Editor: Fransiska_Noel
TRIBUNMANADO/CHRISTIAN WAYONGKERE
Foto Ilustrasi 

Laporan wartawan Tribun Manado, Fionalois Watania

TRIBUNMANADO.CO.ID, AMURANG - Tumpukan sampah basah yang berbau busuk 'menghiasi' sepanjang tepi jalan Wulurmaatus, Kecamatan Modoinding, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel).

Pantauan Tribun Manado, Kamis (16/2) tumpukkan sampah tidak hanya berada disatu titik namun juga menyebar dibeberapa tepi jalan. Ikatan plastik berwarna putih dan hitam yang berisi sampah juga terlihat.

Frans Kaseger, warga Kekenturan mengatakan tempat sampah juga tidak disediakan di Modoinding.

"Disini tidak ada tempat sampah. Untungnya untuk sampah daun kol warga Kotamobagu sering datang mengangkut untuk bahan makanan kelinci deng bebek. Sedangkan sampah plastik kami bakar," terangnya.

Lanjut Kaseger sampah-sampah yang bertebaran ditepi jalan bukan dibuang oleh warga Modoinding melainkan orang dari luar. Dia berhara agar kedepannya pemerintah dapat membangun tempat sampah.

Hal senada disampaikan oleh Camat Modoinding, Harits Lokas.

"Bukan warga disini yang buang sampah. Rata-rata kendaraan dari luar yang membuang sampah. Kalau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) semua kecamatan di Minsel tidak memiliki tempat sampah," katanya. Dia mengaku sementara mengusahakan untuk memikirkan solusi tersebut.

Dia mengaku jika masyarakat mengharapkan adanya TPA atau kendaraan sampah untuk mengangkut maka harus realistis dengan anggaran yang ada.

"Anggaran darimana untuk diambil membuat itu? Makanya solusi yang kami ambil adalah setiap rumah harus ada lubang sampah untuk sampah daun atau sampah basah lainnya. Sedangkan untuk sampah kering seperti plastik dibakar dulu untuk sementara," terangnya.

Lanjut Kaseger dia juga selalu melakukan sosialisasi kepada warga agar jangan membuang sampah sembarangan.

"Kami pernah menggalakkan program kerjabakti antara masyarakat, pemerintah desa, dan anggota koramil. Selanjutnya sampah yang ada kami buang ke suatu lahan yang kami anggap bisa dijadikan tempat pembuangan sementara karena milik desa," kuncinya. (Tiw)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved