Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

(VIDEO) Protes Kebijakan On-Off, Karyawan PT Delta Unjuk Rasa

Sembilan tahun lamanya, Helmianti Mareteng, pekerja PT Delta Pacific Indotuna bersabar dengan gaji di bawah UMP serta status pekerja paruh waktu.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor:

Laporan wartawan Tribun Manado Arthur Rompis

TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Sembilan tahun lamanya, Helmianti Mareteng, pekerja PT Delta Pacific Indotuna bersabar dengan gaji di bawah UMP serta status pekerja paruh waktu tertentu.

Namun, Selasa (25/1) kesabarannya habis juga. Wanita parobaya ini memilih ikut mogok kerja bersama 600 pekerja lainnya.

Mereka memprotes kebijakan on-off yang diterapkan perusahaan serta status pekerja paruh waktu.

Akibat kebijakan itu, Helmianti kehilangan setengah penghasilannya.

Dari Rp2 juta sebulan tinggal Rp 600 ribu.

"Kami dibayar perharinya Rp 96 ribu, sistem on of membuat kami tak bisa masuk setiap hari," ujar dia.

Dia mengaku sulit membiayai kehidupan keluarganya.

Apalagi, sang suami yang juga bekerja di perusahaan itu, hanya menerima gaji 300 ribu perbulan.

"Makan saja susah," ujar dia.

Membiayai sekolah ketiga anaknya merupakan kesulitan terbesar Helmianti. 

Sebutnya, kedua anaknya sudah tak lagi menerima uang jajan.

"Yang masih kecil hanya terima Rp 5 ribu, padahal biasanya Rp 10 ribu," ujar dia.

Meski sudah kepayahan, ia masih tetap ingin bertahan di perusahaan itu.

Ia tak tergoda pindah pekerjaan lain.

"Kami bisa hidup karena bekerja disini, hanya kami minta agar perusahaan bisa mengangkat kami sebagai pegawai tetap atau paling tidak menghapuskan sistem on-off," kata dia.

Aksi pemogokan berlangsung di depan perusahaan. 

Para pekerja duduk di halaman depan perusahaan.

Pukul 12 siang, puluhan siswa SD mendatangi tempat itu. 

Mereka adalah anak - anak dari para pekerja. 

Suara rengekan minta uang terdengar dari beberapa anak.

"Anak saya minta uang untuk beli buku cetak, saya hanya bisa berkata sabar nak, minggu depan, padahal untuk bosa hidup sampai esok saja sudah merupakan sebuah anugerah," kata Lily salah satu pekerja.

Lily mengatakan, sang suami yang masih sakit terpaksa bekerja sebagai tukang ojek demi mengongkosi keluarga.

Lily juga tambah pusing dengan ancaman pemilik tempat kos dimana mereka tinggal.

"Katanya kalau tak bayar kami harus angkat kaki dari sini," kata dia.

Jermias Maluenseng yang mewakili para pekerja mengatakan, pihaknya sudah berdemo selama tiga hari.

Selama itu tidak ada respon dari perusahaan.

"Jika tidak direspon kami akan ke Disnaker," ujar dia.

Pihak Perusahaan tidak bisa dikonfirmasi.

Para sekuriti beralasan pimpinan sedang ada agenda penting.

Kadisnaker Bitung Arnold Karamoy mengatakan, pihaknya siap mengeluarkan surat rekomendasi penyelesaian perkara.

Disebut Karamoy, pihaknya tak bisa berbuat lebih dari itu karena pengawasan merupakan wewenang dari provinsi.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved