Hacker Bobol IT Unsrat Manado
Bidik Korbannya, Hacker di Unsrat Manado Pakai Sistem MLM
Saat itu ditemukan ada mahasiswa sudah mengontrak beberapa mata kuliah, padahal di 'dunia nyata' tidak demikian.
Penulis: | Editor: Fransiska_Noel
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Sesuai hasil investigasi Tribun Manado, kejahatan hacker ini sudah menggurita di Universitas Sam Ratulangi.
Pelaku memakai sistem Multi Level Marketing (MLM) untuk menjaring para 'korban'.
Dari hasil wawancara Tribun dengan Utu, bukan nama sebenarnya. Utu diajak oleh temannya. Temannya itu kata Utu direkrut oleh orang lain.
Pelaku, lanjut Utu sepertinya menyuruh satu orang mencari korban lainnya mirip seorang calo.
Mereka diberi prosedur yang sama untuk mengubah nilai. Tapi informasi tentang orang-orang yang ikut dalam "bisnis" ini tidak diketahui sepenuhnya.
"Kami tidak tahu orang pertama yang berhubungan dengan orang itu (hacker)," katanya, Kamis (18/1).
Baca: Hacker Bobol Sistem IT Universitas Sam Ratulangi Manado, Nilai 167 Mahasiswa Diubah
Menurut Hans Wowor, Kepala PTI Unsrat, jumlah yang menjadi 'korban' sebanyak 167 orang.
Ia mengatakan korban tersebar di banyak fakultas. Hanya dia mengaku lupa secara persis beberapa fakultas yang terkait kasus ini. ''Memang betul diganggu hacker, '' ujarnya.
Baca: Ubah Nilai E Jadi A, Mahasiswa Unsrat Manado Bayar Hacker Rp 1,6 Juta
Kasus ini kata Wowor, awalnya diketahui setelah seorang dosen menemukan perbedaan data miliknya dengan data di portal.
Melalui laporan tahun lalu, PTI pun menelusuri. Ia dan stafnya menemukan adanya transanksi yang janggal.
Saat itu ditemukan ada mahasiswa sudah mengontrak beberapa mata kuliah, padahal di 'dunia nyata' tidak demikian.
Pihaknya menemukan banyak log fail dalam sistem.
Data mahasiswa yang 'bermasalah' lalu dikumpulkan. Setelah dua hari proses, mereka menyampaikan hal itu kepada pimpinan fakultas.
Ia mengatakan dari pihaknya lalu dibuat pengamanan baru. Sistem yang berhasil 'diinject' dibersihkan kembali."Ini bisa terjadi di mana saja," katanya.
Hans Wowor menjelaskan, pelaku memasuki sistem utama Unsrat dengan password dan log name yang dimiliki mahasiswa atau mahasiswi.
Dengan itu mereka menginjeksi sistem. Dari sistem yang diinjeksi itulah yang dibersihkan dan dibuatkan pengaman baru.
Menurutnya, 'hacker' harus memiliki aplikasi baru jika ingin masuk. Ia mengatakan sistem pengaman itu dibuat oleh tim Unsrat sendiri.
"Sekarang sudah aman. Tidak bisa dimasuki lagi dengan cara yang sama," ujarnya.
Anggota senat dosen, Celsius Talumingan, mengatakan senat sudah memberikan sanksi akademik."Mulai dari dua semester sampai di DO (dikeluarkan), '' katanya.
Setelah rapat, senat memang memberikan sanksi berbeda. Mereka yang diberi 'sanksi ringan' ialah mereka yang tindakan pelanggarannya 'ringan'. Mereka yang dikeluarkan ialah pelanggar berat.
Mereka menemukan ada mahasiswa yang sudah selesai hampir seluruh SKS dalam sistem.
"Padahal kuliahnya baru sekitar 10 SKS," ujar Wowor. Ia mengatakan orang itu langsung diberhentikan.
Celsius membenarkan kasus ini mengurita. Hanya ia tidak tahu asal muasal 'hacker' menguasai sistem. Ia awam dalam mekanisme pembajakan sistem."Tidak tahu," katanya.
Ia menduga kemampuan 'hacker' memasuki sistem katanya karena password yang diberikan mahasiswa.
Dugaannya, sang "hacker" orang di luar Unsrat. (Tribun Manado/David Manewus)