Konferensi Pers Soal Demo, Eeeh Jaket Jokowi Bikin Salah Fokus, Online Shop Yah Pak?
"Publik butuh kejelasan soal jaket bom yang dikenakan pak Jokowi. Publik terpecah!"
Penulis: Fransiska_Noel | Editor: Fransiska_Noel
TRIBUNMANADO.CO.ID - Usai demo berujung ricuh, Jumat malam (4/11/2016), Presiden Joko Widodo segera menggelar rapat terbatas luar biasa di Istana Negara bersama beberapa pejabat negara seperti Menkopolhukam, Kepala BIN, Kapolri, Panglima TNI.
Usai rapat, Presiden langsung menggelar konferensi pers terkait demo yang digelar sejak siang.
Presiden bahkan menyebut ada aktor-aktor politik yang sengaja memanfaatkan situasi, menunggangi demo hingga berujung ricuh.
Di sela-sela pernyataan resmi yang serius ini, sejumlah netizen malah salah fokus dengan jaket yang dikenakan Jokowi.
Presiden Jokowi Jumat malam memang tampil mengenakan jaket jenis bomber warna hijau army.
Sejumlah pernyataan lucu dan bikin ngakak diposting netizen di twitter. Beberapa di antaranya :
@zarryhendrik : Eh Zara apa Pull&bear? #jaketjokowi
@dimasnovriandi : Zara apa Pull&bear, sih? Daku galau jadinya :((
@saintpooney : Publik butuh kejelasan apakah jaket bom pak Jokowi produk zara atau Pull&bear. Publik terpecah!
Di Facebook pun tak kalah heboh. "Saya hanya ingin kejelasan, mohon info jaketnya Pak Jokowi dibeli di mana. Online shop kan?? Jangan buat kami terpecah, Pak!"
Polri menyelidiki informasi intelejen yang menyebut aksi unjuk rasa 4 November di Istana yang berujung pada kerusuhan, ditunggangi aktor-aktor politik.
"Itu menjadi bagian yang kami cermati dan selidiki," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Boy Rafli Amar di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (5/11/2016).
Boy memastikan, informasi tersebut memang berasal dari sumber intelejen. Namun, ia menolak menyebutkan apakah informasi itu berasal dari intelejen Polri atau lembaga negara lain.
"Yang jelas itu bagian dari kegiatan-kegiatan deteksi dini dan intelejen yang dilaksanakan. Tentu aparat dapat mencermati aktivitas itu," ujar Boy.
Boy belum bisa menjelaskan lebih rinci bagaimanya proses penyelidikan yang akan digelar. Termasuk soal kemungkinanPolri memeriksa sejumlah politikus yang terlibat di dalam aksi unjuk rasa itu.
"Saat ini belum ada hal-hal yang mengarah ke situ. Itu masih sumir untuk saya katakan. Tapi yang jelas itu baru dari kegiatan yang akan kami selidiki," ujar Boy.
Sehingga, Boy minta publik bersabar menunggu proses penyelidikan tersebut.
Sebelumnya, aksi unjuk rasa menuntut proses hukum atas Basuki Tjahaja Purnama dalam perkara dugaan penodaan agama di depan Istana Presiden, Jumat kemarin.
Unjuk rasa itu kemudian berujung kerusuhan yang mengakibatkan 21 kendaraan, baik milik TNI-Polri atau umum dirusak. Tiga unit kendaraan bahkan hangus dibakar.
Akibat kerusuhan itu, sebanyak 10 orang demonstran ditangkap dan diperiksa. Namun, sejauh ini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.
Sementara itu, demonstran yang mengalami luka berjumlah 250 orang. Selain itu, 79 personel Polri, 15 masyarakat umum, 5 personel TNI, dan satu personel pemadam kebakaran juga terluga.
Presiden Joko Widodo, dalam pidatonya, menuding terdapat aktor politik yang menunggangi aksi unjuk rasa itu.
"Kita menyesalkan kejadian ba'da Isya yang harusnya sudah bubar tapi menjadi rusuh. Dan ini sudah ditunggangi aktor-aktor politik yang memanfaatkan situasi," kata Jokowi dalam jumpa pers usai rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (5/11/2016) pukul 00.10 WIB.
(Facebook/Twitter)