Rawan Bencana, Pemkab Bolmut Gelar Sosialisasi Tanggap Darurat Bencana
Faridudin Gumohung, Asisten I Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, meminta kepada seluruh masyarakat di untuk tetap siaga dan waspada penuh.
Penulis: | Editor:
Laporan Wartawan Tribun Manado Warstef Abisada
TRIBUNMANADO.CO.ID, BOROKO - Faridudin Gumohung, Asisten I Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, meminta kepada seluruh masyarakat di untuk tetap siaga dan waspada penuh.
Pasalnya Kabupaten Bolaang Mongondow Utara memiliki tingkat kerawanan yang sangat tinggi terhadap bencana alam, baik banjir maupun angin puting beliung, seperti yang terjadi baru-baru ini.
‘’Kabupaten Bolmut memiliki tingkat kerawanan yang sangat tinggi terhadap bencana alam, baik itu banjir, tanah longsor, hingga angin puting beliung. Jadi, masyarakat harus waspada,’’ kata Gumohung saat membuka Pelatihan Tanggap Cepat Darurat, Kamis (29/9).
Mengapa Kabupaten Bolaang Mongondow Utara memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap bencana. Menurut Gumohung, hal itu disebabkan kondisi geografis daerah yang didominasi oleh bukit-bukit.
‘’Banyak masyarakat yang tinggal di sekitar bukit, dan juga pesisir, sehingga sangat rawan diterpa bencana,’’ jelasnya.
Mudahnya bencana menerpa masyarakat di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, kata Gumohung dibuktikan dengan terjadinya angin puting beliung beberapa pekan sebelumnya di Desa Binjeita II, Kecamatan Bolangitang Timur, yang memporak-porandakan 139 rumah warga, sehingga menimbulkan kerugian materiil mencapai Rp 5,2 Miliar.
‘’Mudah-mudahan kedepan tidak ada bencana lagi yang datang. Kejadian di Desa Binjeita II, memberi pelajaran berharga bagi kita semua untuk tanggap terhadap bencana,’’ tuturnya.
Ia berharap, seluruh masyarakat bertindak cepat, jika sewaktu-waktu terjadi bencana di daerah, agar tidak menimbulkan korban jiwa.
‘’Deteksi dini harus ditingkatkan, agar ancaman dari bencana dapat kita hindari,’’ ungkapnya.
Moilom Pontoh, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yang menyelenggarakan pelatihan, mengungkapkan kegiatan tersebut menjadi modal bagi pemerintah daerah dan masyarakat, untuk menanggulangi bencana, dengan melibatkan seluruh potensi serta elemen yang ada secara mandiri.