Tamu IYD Mulai Berdatangan ke Manado, Akan Menginap di Rumah-rumah Warga
Kami akan buat mereka senyaman mungkin, dan kami akan tunjukkan bahwa kerukunan di Sulut benar-benar luar biasa
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.UD -Jarum jam menunjukkan pukul 18.05 ketika suara seorang perempuan terdengar dari pengeras suara Bandara Internasional Sam Ratulangi (Manado) menyebut kedatangan pesawat dari Jakarta.
Seketika kesibukan tampak. Sejumlah orang, beberapa di antaranya sopir taksi, mulai mendekati pintu di depan ruang penjemputan. Mereka mulai menanti.
Tiga bus bertuliskan "OMK Santo Antonius Padua Taratara" menepi tak jauh dari tempat keramaian tersebut. Dari dalam bus turun sepasang pria dan wanita mengenakan baju khas Sulawesi Utara. Masing-masing memegang kalung bunga.
Dua orang itu bergabung dengan kerumunan orang. Mereka disusul sejumlah pria dan wanita berpakaian putih. Rupanya mereka khusus datang untuk menyambut kedatangan rombongan Orang Muda Katolik (OMK) Keuskupan Agung Ende, Nusa Tenggara Timur, yang akan mengikuti Indonesian Youth Day (IYD) di Sulut.
Tampak pula Ketua Panitia IYD Pastor John Montolalu. Ia juga sudah menanti kedatangan kaum muda dari keuskupan- keuskupan se-Indonesia yang akan berpartisipasi dalam kegiatan rohani tersebut.
"Dari informasi, katanya masing-masing keuskupan mengutus satu perwakilan. Tapi kalau memang ada yang lebih dari satu, kami sangat siap," kata Montolalu.
Sambutan hangat penuh senyum terhias ketika para OMK dari Ende keluar dari ruang kedatangan. Jabat tangan dan sapaan ringan bersahabat kemudian mengantar mereka memasuki bus yang sudah siap membawa ke tujuan. Nantinya para anak muda Katolik yang berdatangan dari daerah-daerah di Indonesia tersebut, akan tinggal di rumah warga Katolik di Kota Manado.
Romo Sony Lulu, yang mendampingi OMK Ende, mengaku ingin sekali melihat kerukunan di Sulut yang wanginya sampai ke daerah-daerah lainnya.
"Perjalanannya sangat melelahkan. Tapi karena ingin lihat kerukunan di Sulut, saya sangat ingin datang ke sini," kata dia.
Yohanes Ratu, OMK Ende lainnya, mengaku sangat bahagia. Meski usianya sudah tak muda lagi, 32 tahun, ia sangat ingin merasakan sukacita orang-orang muda dan mewartakannya.
Ada juga peserta termuda, masih 16 tahun, yakni Valentino Dandyanto Ude. Siswa kelas III SMA ini terdorong ikut karena ingin bersama teman-temannya.
Ia ingin berkenalan dengan keuskupan lain dan mewartakan sukacita Injil. "Saya dari Paroki Nanggapanda. Saya sekolah di sekolah swasta," ujarnya.
Pastor Andre Santie, Pastor Paroki St Antonius Padua Taratara mengaku sangat senang bisa menjadi tuan rumah dari rekan-rekan Keuskupan Agung Ende.
"Kami akan buat mereka senyaman mungkin, dan kami akan tunjukkan bahwa kerukunan di Sulut benar-benar luar biasa, agar ketika mereka kembali Sulut bisa menjadi kesaksian dalam penginjilan mereka," kata dia. (*)