Kepala BNNP Sulut: Narkoba, Penjajah Masa Kini
"Kalau kita dulu dijajah oleh Belanda 350 tahun, tapi saat ini Narkoba adalah penjajah yang baru."
Penulis: Nielton Durado | Editor: Fransiska_Noel
Laporan wartawan Tribun Manado, Nielton Caves Durado
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Sebanyak 31 peserta Nyong dan Noni Sulut 2016 mendapat Materi dari Kepala Badan Narkotika Pusat (BNNP) Sulut Kombes Sumirat Dwiyanto di Ruang CJ Rantung lantai 3 Kantor Gubernur Sulut, Kamis (15/9).
Ketika membawa materi Sumirat menegaskan bahwa narkoba adalah penjajah gambar generasi muda saat ini.
"Kalau kita dulu dijajah oleh Belanda 350 tahun, tapi saat ini Narkoba adalah penjajah yang baru," tegasnya.
Lanjut, ia juga mengatakan bahwa generasi muda merupakan tongkat estafet suatu bangsa, jika dirusak maka bangsa tersebut akan rusak pula.
"Saat ini modus narkoba sudah banyak disamarkan, untuk itu kewaspadaan dari adik-adik sekalian harus lebih di tingkatkan, jangan sampai karena kesenangan sesaat kita mengorbankan masa depan yang indah," ucap Sumirat.
Dirinya juga berharap agar para peserta Nyong dan Noni Sulut kali ini bisa menjadi media pencerah bagi generasi yang lain untuk mengingatkan bahaya dan dampak narkoba.
"Sulut saat ini sedang masuk dalam zona bahaya narkoba, untuk itu saya meminta kepada adik-adik yang ikut ajang Nyong dan Noni Sulut, agar kiranya bisa mengingatkan mereka dengan cara apapun agar bisa terhindar dari bahaya narkoba," tegas dia.
Dikesempatan yang sama, Eirene Tambun perwakilan Noni Sulut dari Minahasa Selatan mengatakan bahwa kegiatan ini telah membuka pandangannya tentang bahaya narkoba yang sedang dihadapi Indonesia terlebih Sulut.
"Lewat kegiatan ini sudut pandang saya tentang bahaya narkoba telah lebih dibuka. Ternyata Sulut sudah sangat rentan terhadap bahaya narkoba. Untuk itu saya sangat ingin berbuat tindakan nyata melalui program pembuatan stiker dan stempel untuk dibagikan ke generasi muda untuk mereka lebih ingat lagi terhadap bahaya narkoba," jelas Wanita 21 tahun ini.