Warga Desa Ranaan Minta Hentikan Aktivitas Galian C
Aktivitas Galian C di kaki Gunung Lolombulan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab semakin menimbulkan banyak dampak negatif.
Penulis: | Editor:

Laporan wartawan Tribun Manado Fionalois Watania
TRIBUNMANADO.CO.ID, AMURANG - Warga Desa Raanan Baru dan Tondei mengeluh. Aktivitas Galian C di kaki Gunung Lolombulan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab semakin menimbulkan banyak dampak negatif serta membahayakan.
Pantauan Tribun Manado, titik galian C berjumlah lebih dari satu. Material yang jatuh hingga ke badan jalan bahkan dibiarkan begitu saja.
Hal ini menyebabkan para pengguna jalan yang melintas menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat harus ekstra hati-hati. Selain itu kondisi galian C sudah berada pada kemiringan yang terjal dan rawan longsor. Sehingga bisa menimbulkan kecelakaan bagi para pengendara jika tidak dihentikan suatu saat nanti.
Hal ini disampaikan langsung oleh Donald Onibala, tokoh masyarakat Desa Raanan Baru. "Aktifitas tersebut berdampak pada terjadinya kerusakan lingkungan dan ancaman kecelakaan terhadap kendaraan yang melintas di lokasi penambangan. Warga semakin khawatir, karena kondisi galian C yang semakin dalam. Jika musim hujan potensi longsor semakin besar," katanya.
Menurutnya tindakan oknum-oknum tersebut bertolak-belakang dengan upaya Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) untuk menghijaukan daerah. Lanjut pria yang biasa diasapa Donald ini, tak hanya merusak lingkungan, aktifitas penggalian juga berdampak pada kerusakan jalan. "Para pengendara yang lewat harus was-was akan ancaman longsor serta jalan yang rusak," ujarnya.
Pantauan Tribun Manado, aktifitas galian dilakukan pada siang hari. Di salah satu titik galian, terdapat satu alat berat yang menggali tanah di kaki gunung. Di sisi-sisi jalan, kendaraan truk besar berjajar sambil mengantri giliran mengangkut material. Alhasil kendaraan berat yang melintas di desa tersebut, telah menghancurkan jalan yang baru saja dibangun pemerintah.
"Banyaknya kendaraan berat yang melintas, membuat ruas jalan penghubung kedua desa tersebut mulai rusak parah. Untuk mengangkut material hasil penambangan, pihak perusahaan menggunakan mobil besar dengan bobot muatan sangat berat. Akibatnya, ruas jalan yang dilintasi sudah mengalami kerusakan parah dan mengancam pengendara serta masyarakat yang melintas di jalan tersebut," terangnya.
Dia meminta agar pemerintah segera bertindak menghentikan aktifitas galian C, agar akses jalan penghubung tidak semakin rusak.
Kadis Pertambangan dan Energi Minsel, Hendri Sondakh, mengaku sudah melaporkan semua aktifitas galian C ke Distamben Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). “Penerbitan ijin galian C sudah menjadi kewenangan Pemerintah Provisi Sulut. Pihak Distamben Provinsi yang berhak menghentikan operasi galian C yang tidak memiliki ijin," tutupnya mengakhiri pembicaraan.