Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Rumpon yang Rusak Ekologi Perikanan Mulai Dibersihkan Bulan Ini

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan mulai bulan ini akan dilakukan pembersihan rumpon-rumpon yang merusak ekologi perikanan.

Editor:
KOMPAS.com/Roderick Adrian Mozes
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat menjadi pembicara kunci peringatan 10 tahun tsunami Aceh di Bentara Budaya Jakarta, Rabu (17/12/2014). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, KUPANG - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan mulai bulan ini akan dilakukan pembersihan rumpon-rumpon yang merusak ekologi perikanan.

"Memang kita sudah berencana bulan ini. Kita akan tarik itu semua, sehingga tidak mengganggu ekologi perikanan itu sendiri," kata Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (12/6/2016).

Dalam kunjungan kerja ke kabupaten tempat di NTT, Susi mendengarkan keluhan dari masyarakat nelayan. Salah satunya soal rumpon yang dipasang kapal-kapal besar.

Nelayan yang ditemui di Tempat Pelelang Ikan, Tenau, Kupang, NTT, mengeluhkan keberadaan rumpon-rumpon tersebut menyebabkan ikan-ikan tidak bisa berenang sampai ke pesisir.

Susi pun menegaskan, sampai hari ini tidak ada izin rumpon yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

"Dan memang kita tidak akan izinkan rumpon untuk kapal besar," lanjut Susi. "Kenapa? Karena rumpon ini sangat merusak ekologi laut, mengubah jalur migrasi ikan," sambung Susi.

Lebih lanjut dia menjelaskan, akibat adanya rumpon-rumpon itu, nelayan pesisir hanya bisa menangkap jenis ikan permukaan saja. Sementara jenis ikan yang hidup di kedalaman lebih dari tiga meter tidak bisa berenang sampai ke pesisir, dan tidak bisa ditangkap.

Susi pun mengatakan, masalah rumpon tidak hanya menjadi persoalan nelayan di pesisir Flores. Di tempat lain, seperti di Teluk Tomini, Bitung, nelayan pesisir pun menghadapi masalah sama.

"Sekarang beberapa daerah yang sudah kita bersihkan rumponnya bilang, cari ikan tidak perlu jauh-jauh. Mereka malah tidak mau lagi kapal besar. Mintanya di bawah 5GT, karena nangkap ikannya sudah dekat," ucap Susi.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved