Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bupati Yakin Masalah Eceng Gondok Teratasi

Masalah eceng gondok di danau Tondano menyita perhatian Pemerintah Kabupaten Minahasa.

Penulis: Alpen_Martinus | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUN MANADO/LUCKY KAWENGIAN
Beberapa warga sedang mengangkat eceng gondok. Kapal pengangkat eceng gondok yang dibeli PT PLN belum maksimal membersihkan Danau Tondano dari eceng gondok. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, TONDANO - Masalah eceng gondok di danau Tondano menyita perhatian Pemerintah Kabupaten Minahasa. Satu di antaranya rencana membeli alat pengangkat eceng gondok.

Pemkab kian yakin manfaat alat itu setelah Sufrityanto, Sales Manager PT Bunacitra Teknologi, mempresentasikan alat watermaster di ruangan sidang kantor Bupati Minahasa, Rabu (1/6).

Alat multifungsi ini dipresentasikan dan disaksikan oleh Bupati Minahasa Jantje Sajow, Asisten I Pemkab Minahasa Denny Mangala, seluruh camat, Ketua DPRD Minahasa James Rawung, Ketua Komisi III Rommy Leke dan anggota legislatif lainnya.

Pada kesempatan itu, Sufriyanto menjelaskan, watermaster merupakan sejenis kapal buatan Finlandia yang bisa berfungsi sebagai penyedot atau pengangkat lumpur. Kapal ini bisa mengangkat eceng gondok. Dia menjelaskan langsung menggunakan video.

"Alat ini multifungsi digunakan di air, namun tak menutup kemungkinan juga untuk beroperasi di darat, dan untuk pemindahan alat ini juga tidak merepotkan. Bisa turun sendiri dari mobil pengangkut, dan bisa berjalan masuk ke air, juga bisa naik lagi ke darat sendiri," kata dia.

Sufriyanto menambahkan, untuk melakukan pengangkatan eceng gondok selama satu jam bisa menghabiskan bahan bakar sekitar 15 liter. Kalau penyedotan lumpur bisa sekitar 25 liter dan area yang dibersihkan bisa mencapai 500 meter persegi.

"Watermaster ini digunakan untuk berbagaimacam kegiatan, bisa mengeruk, menyedot karena ada pipa dan bisa membuang lumpur sejauh satu kilometer, bisa memasang patok juga, serta bisa membersihakan eceng gondok," ujar dia.

Dia menambahkan, perusahaan dari Finlandia tersebut hanya memproduksi satu jenis alat itu saja selama berpuluh tahun dan sudah banyak digunakan oleh negara lain.

"Untuk onderdilnya tersedia selama 10 tahun, dan nanti rutin ada insinyur yang melakukan cek up, baik dari Indonesia ataupun dari Finlandia langsung. Selain itu, operatornya juga tidak sembarangan, nanti akan dilatih kalau lulus akan mendapat sertifikat. Nah, hanya yang memiliki sertifikat saja yang boleh operasikan alat ini," kata dia.

Bupati Sajow mengatakan, Pemkab Minahasa akan membeli alat tersebut dan anggarannya akan ditata pada APBD 2017 mendatang, sehingga sangat diharapkan dukungan dari DPRD Minahasa serta masyarakat.

"Makanya kita undang DPRD Minahasa agar bisa melihat bersama presentasi kerja alat watermaster tersebut, supaya nanti tidak perlu terlalu banyak bertanya karena sudah tahu sendiri. Kami harap mereka mendukung kalau tidak berarti mereka tidak mau danau Tondano ini selamat," kata Bupati.

Sajow menambahkan, pengadaan alat watermaster tersebut menjadi kebutuhan yang medesak mengingat keadaan danau Tondano saat ini yang dipenuhi dengan permasalahan satu di antaranya adalah eceng gondok. Tanaman liar itu tak terkendali pertumbuhannya, membuat pendangkalan dasar danau yang berdampak pada penyempitan luas danau Tondano.

"Makanya kita mau alat ini karena fungsinya macam-macam, bisa melakukan pengerukan, dan pembersihan terhadap eceng gondok. Saya yakin danau Tondano akan bersih dari eceng gondok. Danau Tondano selamat, itu tujuan utama kita," kata dia. Satu alat ini dibanderol dengan harga Rp 12 miliar.

James Rawung, Ketua DPRD Minahasa, mengatakan bahwa legislatif siap mendukung program pemerintah untuk mengadakan alat watermaster tersebut. "Kami siap mendukung, apalagi ini untuk pelestarian danau Tondano yang menjadi ikon Tondano dan Minahasa, dan menjadi kebanggaan kita semua," kata dia. *

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved