Tomohon Berpotensi Kembangkan Wisata Olahraga Dirgantara
Tomohon punya keindahan alam yang hebat, punya standing mountain yakni Gunung Lokong yang bisa menunjang olahraga dirgantara seperti paralayang,
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Andrew_Pattymahu
Laporan Wartawan Tribun Manado Ryo Noor
TRIBUNMANADO.CO.ID,TOMOHON - Kota Tomohon diusulkan mengembangkan wisata olahraga. Inyo Rumondor, warga Sulut yang hadir dalam peluncuran Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2016 di Jakarta, akhir pekan lalu menyampaikan kota Tomohon punya keunggulan untuk mengembangkan wisata olahraga dirgantara.
"Tomohon punya keindahan alam yang hebat, punya standing mountain yakni Gunung Lokong yang bisa menunjang olahraga dirgantara seperti paralayang," kata Rumondor.
Pemerintah Provinsi Sulut dan Pemerintah Kota Tomohon diharapkan bisa menggarap potensi ini.
Jika di Eropa, pusat wisata olahraga dirgantara ada Perancis, maka bukan mimpi suatu saat pusat wisata olahraga dirgantara di Asia Tenggara ada di Indonesia.
Meski begitu Wakil Gubernur Sulut Steven Kandou yang merespon usulan tersebut justru tak sepaham, Gunung Lokon dijadikan wisata olahraga dirgantara.
Menurut Kandou, Pemprov Sulut sudah mengidentifikasi lokasi Gunung Lokon kurang cocok
"Sorry to say tapi kalau olahraga dirgantara lebih cocok di gunung Tumpa," katanya.
Sekadar informasi, Gunung Tumpa terletak di Kota Manado
Untuk menetapkan lokasi wisata olahraga dirgantara harus ditunjang dari berbagai aspek.
"Harus lihat aspek kelalayakan, dan segi ekonomis. Di lokon Angin terlalu kencang dan terlalu tinggi," sebutnya.
Sport tourism kata Kandou potensinya besar, sebab itu Gunung Tumpa, akan diusulkan menjadi roadmap ke pusat.
Lanjut dia, pengembangan pariwisata juga harus ada cluster destinasi.
"Untuk Kota Tomohon eco tourism lebih cocok untuk wisata olahraga dirgantara di gunung tumpa," sebut dia.
Selain wisata alam, kota Tomohon juga diusulkan untuk lebih mengembangkan Wisata budaya.
Dra Esty Reko Astuti, Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif menyampaikan sesuai hasil riset, tingkat ketertarikan wisatawan akan budaya bahkan lebih tinggi dari ketertarikan akan keindahan alam.
"Ketertarikan turis atas budaya sebesar 60 persen, sementara keindahan alam sebesar 35 persen," katanya. (ryo)