Spa dan Pijat Pemasok PAD Terbesar di Kota Manado
"Memang benar, usaha ini bertumbuh pesat. Tahun 2014 telah menyumbangkan Rp.7 280 563 807 miliar."
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Fransiska_Noel
Menurut dia kesejahteraan pekerja di Spa, tergantung dari kualitas masing-masing. Karena ada yang disayangi oleh pemilik tempat pijat dan disukai oleh konsumen.
Ketika ditanya gaji dan pendapatannya, Wiwin enggan berkomentar lebih.
''Memang harus saya bilang gaji berapa? Yang jelas sebulan bisa lebih Rp 9 juta, '' ujarnya.
"Memang harus saya bilang gajinya berapa? Yang jelas sebulan bisa lebih dari 9 juta, sebab sering terima tip dengan permintaan khusus," ujarnya tanpa merinci.
Sedangkan Mawar (nama samaran) yang bekerja di satu tempat Spa di Jalan Pierre Tendean, Kecamatan Wenang mengaku sudah lama bekerja di tempat tersebut.
Mawar mengatakan sudah mengalami suka dan duka dalam menggeluti pekerjaan ini.
''Kelakuan pelanggan banyak rupa. Ada yang jahil, sebagian memuji kalau pelayanan memuaskan, '' ujarnya.
Dia mengaku, di tempatnya bekerja ada enam orang terapis yang siap melayani klien yang sakit badan, tegang dan membutuhkan pijatan."Kadang-kadang pelangan ada yang jahil dan ada yang respek terhadap pelayanan yang diberikan" ujarnya.
Mawar mengatakan pernah ada yang meminta pelayanan lebih, namun ditolaknya.
''Kalau mau yang plus-plus paling hanya tea manis, wedang jahe dan kopi jahe " ujarnya bercanda.
Dia tak menampik pekerjaan ini banyak godaan. Hanya semua tergantung pilihan masing-masing.''Pokoknya tahu jaga diri, '' ujarnya singkat.
Pendapatan diperoleh berdasarkan tamu yang ada setiap hari ditambah tip dari klien. Waktu bekerja antara pukul 09:00 - 23.00 wita. Hanya mereka dibagi dalam dua sift. Usia pekerja antara 18 tahun hingga 30 tahun.
Menariknya, usaha rumah relaksasi (pijat) dan Spa ini merupakan satu di antara yang menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Manado.
Kepala Bidang Pajak Dispenda Kota Manado, Recky Pesik mengatakan, usaha rumah pijat dan SPA merupakan satu di antara yang menghasilkan PAD terbesar di Manado. Dalam dua tahun usaha ini telah menghasilkan miliaran rupiah untuk kas daerah.
"Memang benar, usaha ini bertumbuh pesat. Tahun 2014 telah menyumbangkan Rp.7 280 563 807 miliar dengan persentasi 99,6 persen. Kemudian tahun 2015 naik menjadi 9 039 266 285 miliar, dengan capaian melebihi permintaan yaitu 100,44 persen. Ini luar biasa bagi kami," ujar Pesik, di kantornya, Selasa (17/5).