'Karena Jatuh di Aspal Tak Seindah Jatuh Cinta'
Jerry Sumarauw, pengendara roda dua ini mengaku pernah membaca banner yang dipasang. "Cukup menarik. Pesan yang disampaikan lebih santai
Penulis: | Editor: Andrew_Pattymahu
Laporan wartawan Tribun Manado Fionalois Watania
TRIBUNMANADO.CO.ID,AMURANG - Tingginya angka kecelakaan di wilayah hukumnya membuat Polresta Minsel dalam hal ini Unit Laka Lantas mengambil beberapa langkah sebagai upaya untuk menurunkan angka kecelakaan.
Selain menggelar operasi rutin, pemasangan baliho-baliho yang berisi himbauan bagi pengendara juga dipasang di daerah yang rawan kecelakaan.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Wensy Saerang, Kanit Laka lantas. "Berdasarkan intruksi dari Kapolres Minsel, Benny Bawensel, operasi rutin terus digelar.
Terutama pada jam-jam rawan kecelakaan mulai dari pukul 18.00 hingga 24.00 WITA disejumlah titik-titik kecelakaan tepatnya di Jalur Trans Sulut mulai dari daerah Marwasei hingga Tumpaan," ujarnya saat ditemui diruang kantornya belum lama ini.
Sementara itu untuk pemasangan baliho sengaja didesain dengan kata-kata yang menarik dan mudah diingat. Pantauan Tribun Manado, banner yang di pasang di daerah Uwuran II menarik perhatian.
Beberapa pegawai kantor yang menunggu kendaraan membaca pesan yang ada di baliho sambil tersenyum. Pasalnya pesan yang tertera berbunyi 'Karena jatuh di aspal tak seindah jatuh cinta'.
Wensy menambahkan pesan yang tertera di banner sengaja dipilih menggunakan bahasa yang lebih santai dan bisa menarik perhatian para pengendara maupun pejalan kaki yang lewat.
"Jika pesannya tak menarik maka tak banyak yang tertarik untuk membaca himbauan yang ada. Dengan harapan dapat membuat masyarakat sadar pentingnya berkendara dengan hati-hati demi keselamatan diri sendiri dan orang lain," jelasnya.
Jerry Sumarauw, pengendara roda dua ini mengaku pernah membaca banner yang dipasang. "Cukup menarik. Pesan yang disampaikan lebih santai dan mudah dipahami," katanya.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun Tribun Manado, jumlah kecelakaan pada triwulan awal 2016 berjumlah 23 kasus.
Meski jumlah kasus bulan Februari menurun drastis hanya tiga kasus dari delapan kasus pada bulan Januari, namun kasus kecelakaan justru kembali meningkat pada bulan Maret dengan 12 kasus.
Korban meninggal lakalantas cukup kecil sebanyak tiga orang. Untuk luka berat 14 orang, dan luka ringan sebanyak 24 orang. Sementara kerugian yang menimpa para korban cukup besar yakni Rp77 juta pada bulan Januari, Rp68 juta pada bulan Maret dan Rp168 juta pada bulan Maret.
Dari segi usia, para korban dan yang melakukan penabrakan sebagian besar pada usia produktif sekitar 15 tahun keatas.