Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Manado Utara Rawan Penyakit Tifus

Pada Maret ada 50 pasien terserang tifus. Ini dibuktikan setelah tim pemberantas penyakit menular turun lapangan

Penulis: | Editor: David_Kusuma
NET
Ilustrasi 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Penyakit tifus di Manado Utara sangat menghawatirkan. Dinas Kesehatan Kota Manado mendapat laporan dari sebuah rumah sakit swasta di Kecamatan Tuminting, jumlah penderita tifus yang banyak terjadi Maret lalu.

"Memang benar dari hasil pemeriksaan laboratorium di daerah ini banyak penderita tifus, pada Maret ada 50 pasien terserang tifus. Ini dibuktikan setelah tim pemberantas penyakit menular turun lapangan," ujar Kepala Dinas Kesehatan dr Robby Mottoh, Selasa (26/4).

Dinkes pun mulai melakukan klasifikasi 2.000 rumah makan di Manado dengan tipe klasifikasi A, B, C, dan D. Namun, dari hasil klasifikasi tersebut baru empat rumah makan dan hotel yang berada pada grade standard.

Mottoh mengatakan, tiga hotel ternama di Manado mendapatkan tipe B. "Kalau tipe A belum, mungkin nanti jika berubah menjadi berbintang lima," ujarnya.

Menurut dia, ribuan rumah makan tidak masuk pada standard klasifikasi, dan dapat memicu bertambahnya angka tifus di Manado, khusunya di Manado Utara. Rumah makan yang tak masuk klasifikasi atau non-klasifikasi adalah rumah makan berlantai tanah yang mudah menerbangkan debu ke atas makanan.

"Dari ribuan rumah makan, baru ada ratusan yang dapat izin higienis," ujar Kadis lagi.

Menurut dia, meski mahal, warga juga harus pintar memilih rumah makan, jangan sampai diibaratkan mencari emas tiga gram justru kehilangan emas lima gram. Kalau boleh perhatikan cara pengelolaanya, apakah dicuci bersih, dimasak sampai mendidih atau tidak.

"Murah boleh murah, tapi higienis tidak, jangan sampai makannya murah, tapi harus menginap di rumah sakit dengan biaya yang besar," tuturnya.

Perilaku Hidup Sehat
Beberapa pengusaha rumah makan yang ditemui Tribun, menyikapi berbeda mengenai klasifikasi dari dinkes ini.

"Mungkin ada seperti itu (rumah makan tak masuk klasifikasi) tapi kami tidak, kami berharap jangan bandingkan kami dengan rumah makan di dalam hotel. Namanya juga makanan murah, tapi penyajiannya tidak murahan," ucap Windi pedagang makanan di pinggir jalan di Tuminting.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Masloman pedagang makanan di daerah yang sama. Menurut dia jangan salahkan mereka karena penyebab tifus belum tentu dari hasil makan di rumah makannya, tapi dari pola hidup atau perilaku masyarakat ketika berada di rumah yang tidak sehat.

"Jangan selalu menyalahkan kami pedagang kecil, memang kami sadar kalau membandingkan kualitas mereka lebih bagus. Tapi apakah makanan kami pernah mencelakakan orang lain, kami yang masak dan konsumsi sendiri sampai detik ini sehat dan tidak sakit," ujar Masloman. (lix)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved