Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Belasan Warga Girian 'Serbu' Lapas Bitung

Belasan warga Lingkungan I, Kelurahan Girian Bawah dan sekitarnya di Kota Bitung, Rabu (6/4) siang.

Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO/CHRISTIAN WAYONGKERE
Petugas menunjukkan sikat gigi yang dipakai untuk menusuk warga binaan di Lapas Tawaan. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Belasan warga Lingkungan I, Kelurahan Girian Bawah dan sekitarnya di Kota Bitung, Rabu (6/4) siang, mendatangi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tewaan Bitung. Mereka ingin mengecek keluarga mereka yang menjadi warga binaan ditikam oleh rekan Napi.

"Saya mendapat telepon dari warga binaan di dalam Lapas. Kalau anak saya ditikam jadi saya ke sini bersama istri dan rekan korban," kata Rusli Patta (46) ayah Tiswandra Patta (23), korban penikaman.

Diwawancarai di halaman Lapas usai mencari informasi kebenaran atas peristiwa yang dialami sang anak, Rusli mengaku, tidak menerima perlakuan dua orang Napi melakukan penganiayaan menggunakan senjata tajam. "Saya mau ini diproses hukum," tegasnya.

Dari informasi yang dihimpun di Lapas, Tiswandra Patta (23), korban penikaman mendekam di Lapas atas kasus pembunuhan terhadap warga Desa Watudambo di rumah makan Nasi Kuning Amoy beberapa waktu lalu. Saat kejadian pukul 09.30 Wita di sebuah blok Cempaka terjadi keributan melibatkan sesama warga binaan. Entah apa yang melatarbelakangi peristiwa itu melibatkan Tiswandra sebagai korban dan Vijai Minanga (19) dan Sandy Sambur (21), warga Minut napi kasus pembunuhan di Kabupaten Minut sebagai pelaku.

"Awalnya terdengar keributan. Saat itu juga, petugas Lapas langsung mendatangi asal keributan berpapasan dengan korban yang berlari menuju keluar blok untuk meminta bantuan," kata sumber Tribun Manado.

Pihak Lapas melalui Kepala Seksi Pembinaan Fentje Mamirahi menjelaskan, peristiwa itu terjadi saat dia sedang melakukan pengecekan terhadap makan untuk warga binaan. Tiba-tiba mendapat kabar terjadi kericuhan di dalam lapas blok Cempaka.

"Jadi saya juga kaget terjadi kericuhan antara warga binaan yang masuk lapas akibat kasus pembunuhan. Pelakunya Vijay dan Sandy menusuk korban dengan menggunakan senjata tajam dari sendok atau garpu alpaka dan sepotong gunting ditusuk di bagian belakang korban," kata Fentje di depan pintu gerbang Lapas.

Sayangnya, pihak Lapas enggan memberi izin awak media untuk melakukan peliputan kasus itu. Fentje juga heran dan kaget kenapa kasus ini sampai tercium orang publik luar yang mendatangi Lapas. "Kedua pelaku di Lapas merupakan napi kasus pembunuhan di Kabupaten Minut. Kedua juga merupakan warga binaan yang dimutasi dari Rutan Malendeng Manado karena sedang dalam renovasi," tambahnya.

Aiptu Mardi Siswoyo, Kaur Iden Reskrim Polres Bitung dalam keterangannya usai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) mengatakan, korban mengalami 10 luka tikaman di sekujur tubuh. "Hasil identifikasi korban kena tikam di bagian perut, di lengan kanan atas, lima di punggung atas dan tiga di punggung bawah," kata Mardi.

Lanjutnya, pelaku menggunakan senjata tajam dari sendok atau garpu yang telah diruncingkan bagian depan dan sepotong gunting. "Barang bukti sudah kami amankan," tambahnya. Mengenai barang bukti yang dijadikan pelaku untuk menganiaya korban terdapat kenjangalan. Selain kedua barang bukti di atas masih ada satu lagi barang bukti lainnya yang tidak diberikan ke polisi. "Katanya ada sikat gigi warna kuning yang diruncingkan ujung dipakai untuk menusuk, ini kami lihat dari foto yang beredar di awak media sebuah sikat gigi warna kuning dipegang oleh petugas Lapas," katanya. *

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved