Sopir Angkot di Bolmut Minta Harga Suku Cadang Diturunkan Sebelum Tarif Disesuaikan

TRIBUNMANADO.CO.ID, BOROKO - Mas Ut, sopir angkot trayek Boroko-Gorontalo meminta kepada pemerintah untuk menurunkan harga suku cadang kendaraan dan sembako terlebih dahulu, sebelum menyesuaikan tarif angkutan, setelah harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diturunkan oleh pemerintah pusat.

"Penyesuaian tarif angkutan bisa saja dilakukan pemerintah setelah harga BBM diturunkan pemerintah pusat, tapi baiknya penyesuaian tarif itu dilakukan setelah harga suku cadang kendaraan dan sembako diturunkan terlebih dahulu oleh pemerintah, agar sopir maupun pengusaha angkutan tak merugi atau menderita," kata Mas Ut kepada Tribun Manado, Kamis (31/3).

Saat ini menurutnya sangat sulit untuk mendapatkan penghasilan memadai dengan tarif Rp 50 ribu per orang dari Boroko ke Gorontalo, sebab penumpang yang diangkut sedikit. Belum lagi ditambah dengan biaya perawatan yang tinggi untuk kendaraan, jika mengalami kerusakan. Misalnya, untuk mengganti kamvas rem saat ini mencapai Rp 125 Ribu, dan ban mobil per unit seharga Rp 450 Ribu.

"Jika tarif sudah disesuaikan lebih rendah, tanpa adanya penurunan harga suku cadang dan sembako terlebih dahulu. Maka bisa dipastikan untuk mendapat gaji pun pasti saya sudah tidak bisa, sebab harus disetor ke pemilik kendaraan," katanya.

Ia khawatir dengan berkurangnya penghasilan, akibat penyesuaian tarif yang tak didahului penurunan harga suku cadang serta sembako, bisa berpengharuh signigikan terhadap ekonomi keluarga.

"Saya kerja untuk menafkahi keluarga, terutama untuk menyekolahkan anak-anak, jadi saya berharap kepada pemerintah untuk mempertimbangkan nasib para sopir dalam penyesuaian tarif nanti," jelasnya.

Jef Lahamesang, Kepala Seksi Perhubungan Darat menjelaskan, pemerintah kemungkinan akan melakukan penyesuaian tarif sebesar 3 persen setelah harga BBM diturunkan oleh pemerintah pusat. (Tribun Manado/Warstef Abisada)