Astaga! Sindrom 'Gila' di Kota Tua Yerusalem, Turis Ini Yakin Akan Melahirkan Bayi Yesus
Seorang guru wanita asal Irlandia datang ke rumah sakit di Yerusalem, dia yakin kalau ia mengandung dan akan melahirkan bayi Yesus
Penulis: Fransiska_Noel | Editor: Fransiska_Noel
TRIBUNMANADO.CO.ID, YERUSALEM - Kota Tua Yerusalem terus mendapat sorotan setelah rentetan peristiwa aneh yang menimpa banyak turis yang berkunjung kesana.
Dalam setahun, Kementrian Kesehatan Israel mencatat ada lebih dari 50 kasus turis mengalami delusi yang begitu kuat saat ia mengujungi kota bersejarah ini.
Kasusnya beragam, tapi semuanya berkaitan dengan peristiwa dalam alkitab yang melekat kuat pada image kota suci ini.
Salah satu kasus, seorang guru wanita asal Irlandia datang ke rumah sakit di Yerusalem, dia yakin kalau ia mengandung dan akan melahirkan bayi Yesus padahal sebenarnya ia bahkan tidak hamil.
Kasus lainnya, seorang turis Kanada percaya bahwa ia adalah Samson, orang kuat yang dicatat dalam Alkitab dan mencoba untuk menghancurkan blok batu dari Tembok Ratapan di Kota Tua Yerusalem.
Ada juga, seorang pria Austria yang murka terhadap staf hotel tempatnya menginap yang menolak untuk mempersiapkan Perjamuan Terakhir baginya, seperti yang dikisahkan dalam Alkitab ketika Yesus melakukan perjamuan akhir bersama murid-muridNya.
Ini hanya beberapa contoh dari apa yang kemudian dikenal sebagai Sindrom Yerusalem, yaitu fenomena dimana pengunjung asing menderita delusi psikotik bahwa mereka adalah tokoh-tokoh yang tercatat dalam Alkitab.
Wisatawan berduyun-duyun ke Yerusalem saat akhir pekan Paskah lalu, dan dokter di rumah sakit Yerusalem memperingatkan sebuah kedutaan asing dimana seorang warga negaranya percaya bahwa ia adalah Yohanes Pembaptis atau Raja Salomo.
Bukti Sindrom Yerusalem yang membawa pengunjung seperti hidup kembali ke zaman abad pertengahan membuat pengamat menyimpulkan adanya semacam atmosfir 'kegilaan' yang tampaknya menggantung di atas kota suci tersebut.
J.E. Hanauer, seorang wisatawan dan pendeta Anglikan Inggris, menulis sekitar tahun 1870 "Ini adalah fakta yang aneh bahwa banyak orang Amerika yang tiba di Yerusalem kemudian akan kehilangan pikiran mereka setelah itu."
Psikiater modern menggambarkan delusi penderita sebagai sangat teatrikal dan sangat umum. Mereka akan sering merobek seprai hotole, menyampaikan khotbah dadakan di depan tempat suci dan pergi meratap melalui jalan-jalan kota tua.
"Penampilan mereka sangat dramatis dan mereka menggunakan Yerusalem sebagai panggung dan sengaja pergi ke sana untuk melakukan itu semua - suatu tindakan yang sepenuhnya mereka yakini benar," kata Dr Moshe, mantan psikiater wilayah Yerusalem.
Mayoritas mereka yang dirawat di rumah sakit menderita masalah kesehatan mental di negara mereka sendiri dan datang ke Yerusalem sengaja pada apa yang mereka lihat sebagai misi dari Tuhan.
Mereka sebagian besar tidak berbahaya tapi kadang-kadang menunjukan sikap penuh kekerasan. (Telegraph)