Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ada Mie yang Beredar di Minsel Diduga Menggunakan Boraks

Diduga dua perusahaan pembuatan mie di Kecamatan Amurang mencampur boraks zat kimia berbahaya dalam mienya.

Penulis: Andrew_Pattymahu | Editor:
NET
Ilustrasi 

Laporan wartawan Tribun Manado Andrew Pattymahu

TRIBUNMANADO.CO.ID,AMURANG-Diduga dua perusahaan pembuatan mie di Kecamatan Amurang mencampur boraks zat kimia berbahaya dalam mienya.

Tahun 2015 lalu perusahaan-perusahaan tersebut sudah diberi peringatan oleh BPOM Manado agar tak memproduksi mie yang bercampur boraks. Namun tetap saja mereka memproduksi mie yang kalau dimakan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia sampai tahun 2016.

Camat Amurang Johny Mononimbar saat dikonfirmasi terkait hal ini mengakui bahwa pihaknya sudah menerima surat tembusan dari Dinas Kesehatan Minsel. Bahkan, surat tembusan Dinas Kesehatan Minsel, berasal dari BPOM Manado.

"Dua perusahaan ini memang diduga menggunakan boraks dalam mie. Kami sudah peringati mereka tapi tidak ada jawabannya," ujarnya, Selasa (8/3).

Dalam peringatan tersebut Mononimbar menyertakan surat dari BPOM Manado. "Kami akan berkoordinasi dengan Dinkes Minsel apa tindakan selanjutnya," katanya lagi.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Minsel Martje Pontoh dihubungi tak menampik ada perusahaan mie yang menggunkan boraks. "Boraks merupakan bahan kimia yang banyak dipergunakan untuk industri kertas, pengawet kayu, pengontrol kecoa dan industry keramik dan boraks juga sering disalahgunakan sebagai bahan tambahan makanan untuk pembuatan kerupuk, mie basah, lontong, bakso dan produk makanan lainnya," jelasnya.

Katanya, akibat mengkonsumsi boraks dalam makanan lama-kelamaan akan terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis. Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan.

Ditambahkan Pontoh, boraks juga merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Ia tidak berwarna dan mudah larut dalam air.

"Asal kita ketahui, gelas pyrex yang terkenal kuat bisa memiliki performa seperti itu karena dibuat dengan campuran boraks. Kemungkinan besar daya pengawet boraks disebabkan oleh senyawa aktif asam borat,’’tambahnya.

Asam boraks juga sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam boraks dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater.

"Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, ingat, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh," tandasnya.

"Tapi ternyata dua perusahaan mie di Amurang justru menggunakan bahan diatas. Dengan demikian, melalui rekomendasi BPOM Manado, bahwa kedua perusahaan mie terancam akan ditutup," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved