Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Penghuni Kalijodo Menangis Haru

"Terima Kasih Masyarakat Kalijodo untuk 48 Tahun Kebersamaan, Tuhan Mengasihi Kita Semua".

Editor: Lodie_Tombeg
kompas.com

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - "Terima Kasih Masyarakat Kalijodo untuk 48 Tahun Kebersamaan, Tuhan Mengasihi Kita Semua". Begitulah isi spanduk perpisahan yang dipasang di pintu masuk Gereja Bethel di kawasan Kalijodo, Jakarta, Minggu (28/2).

Pada ibadah Minggu terakhir di Kalijodo itu, 40 jemaat yang hadir pun mengungkapkan kesedihan dengan menangis. Mereka menutup ibadah dilanjutkan dengan foto bersama di depan bangunan gereja sebelum dirobohkan Pemprov DKI Jakarta mulai Senin hari ini. Kawasan Kalijodo akan diratakan dan kemudian dibangun Taman Pertaubatan.

Di luar gereja, sebagian besar warga Kalijodo terlihat sibuk mengosongkan tempat tinggal mereka. Terdengar suara ketukan palu saling saut yang digunakan warga untuk membawa benda yang sekiranya berguna di hunian baru atau dapat diuangkan.

Terlihat beberapa warga sibuk mengangkut seng, triplek, jendela, bangku, lemari, dan barang-barang lainnya. Mereka saling bergotong royong untuk membongkar rumah. Barang-barang itu lantas ditaruh di mobil pick up. Tidak lupa, beberapa di antara mereka menyampaikan salam perpisahan satu sama lain. Seorang penjaga warung yang telah berjualan selama empat tahun di sebuah bilik berukuran 2 kali 4 meter bernama Jumi terlihat menangis tersedu.

Ia menangis karena harus berpisah dengan sahabatnya yang telah tinggal di Kalijodo selama 20 tahun. "Sampai ketemu lagi ya Bu, hati-hati di jalan," kata Ibu Jumi kepada sahabatnya mengucapkan salam perpisahan. Sahabat Ibu Jumi itu kabarnya akan pulang kampung ke Jawa. Menurut Ibu Jumi, sahabatnya itu pemilik dua lantai kos-kosan dengan 14 kamar di Kalijodo. Ia menyewakannya seharga Rp 400 ribu untuk kamar atas, dan Rp 500 ribu untuk kamar bawah.

Setelah beberapa jam berlalu, mata ibu Jumi berkaca-kaca melamuni orang-orang yang sedang sibuk dengan palu mereka masing-masing. "Beda ya. Kemarin-kemarin ramainya karena ada kafe. Sekarang ramainya orang bongkar rumah," imbuh Ibu Jumi. Rencananya, setelah hari terakhirnya berjualan, Ibu Jumi akan pindah berjualan ke Jatinegara.

Sejak dua pekan setelah Pemprov DKI Jakarta menyampaikan akan membongkar kawasan pelacuran dan pemukiman itu, tak ada lagi kerlap-kerlip lampu yang menyinari kawasan Kalijodo. Suara musik kadang terdengar hingga jalan tol dari arah Bandara Soekarno-Hatta dan sebaliknya, juga menghilang. Hampir sebagian besar tempat hiburan malam, hunian warga, dan warung di Kalijodo sudah dikosongkan. Bangunan-bangunan permanen itu sudah siap untuk dibongkar dengan 10 unit alat berat jenis ekskavator atau beckho berwarna kuning.

"Hari ini SP3 sudah diberikan. Kalau dilihat (Kalijodo) wilayah Jakarta Barat, warga sudah mengangkut barang-barangnya, jadi tinggal dibongkar," ujar Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi di Kalijodo.

Rencananya, Pemprov DKI akan membongkar bangunan yang berdiri di atas zona hijau di Kalijodo. Sebanyak 5000 aparat gabungan dari Satpol PP, Polisi, serta TNI siap siaga mengamankan jalannya pembongkaran.

Di kawasan itu terdapat 755 bangunan rumah,58 bangunan kafe dan tiga tempat ibadah. Selama ini terdapat hampir 3500 warga bermukim di kawasan tersebut. Serta 400 pekerja seks komersial (PSK) bekerja di cafe-cafe Kalijodo.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Mohammad Iqbal, mengatakan, polisi hanya membantu mengamankan pembongkaran."Jangan sampai ada gangguan keamanan berupa gesekan, macet, dll. Hadirnya polisi untuk semua. Ciptakan rasa aman," tegas Kombes Iqbal.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meminta masyarakat supaya tidak menonton proses pembongkaran di kawasan Kalijodo. "Yang paling penting kita enggak mau ada banyak warga yang melihat, emangnya tontonan. Intinya kita enggak mau ditonton dan bikin macet," kata Basuki.

Pria yang akrab disapa Ahok tersebut mengungkapkan pihaknya akan berkoordinasi dengan polisi untuk mengatur lalu lintas di sekitar Kalijodo. Setelah rata dengan tanah, Pemprov DKI akan membangun taman seluas 1,5 hektare tersebut. Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi yang kemarin juga hadir di Kalijodo mengaku belum tahu nama taman yang akan dibangun. "Ingin nama taman apa? Taman Pertaubatan gimana? Saya maunya Taman Pertaubatan biar taubat kita semua," ujar Rustam Effendi.

Ia berharap pembangunan taman akan selesai pada akhir 2016. Di taman tersebut akan ada fasilitas jogging track, tempat bermain anak-anak, dan lapangan futsal."Taman yang mirip Waduk Pluit. Kayak RPTRA (ruang publik terpadu ramah anak)," imbuh Rustam Effendi.

Annas Effendi mengatakan,sebanyak 183 kepala keluarga (KK) yang sudah mendaftar untuk pindah ke rumah susun Pulogebang dan Marunda. Mereka tidak akan dikenakan iuran. Setelah tiga bulan baru dikenakan iuran.

Untuk nasib anak-anak Kalijodo, mereka akan diantar menggunakan bus ke sekolah mereka masing-masing. Saat ini sudah disediakan bus di kedua rumah susun tersebut, yakni rumah susun Pulogebang dan Marunda. "Nanti ada bus sekolah yang mengantar untuk ke sekolah dari rumah susun," lanjut Anas.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved