Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gunung Soputan Meletus

Tolong Kami, Abu Tebal Sekali

Setelah dua hari 'meluapkan amarahnya,' Gunung Soputan yang berada di wilayah Minahasa Tenggara, Minahasa Selatan dan Minahasa, mulai tenang.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor:
TRIBUNMANADO GRAFIS/YUDIAWAN NUGRAHA
Grafis Gunung Soputan Meletus 

TRIBUNMANADO.CO.ID -  Setelah dua hari 'meluapkan amarahnya,' Gunung Soputan yang berada di wilayah Minahasa Tenggara, Minahasa Selatan dan Minahasa, Rabu (6/1) mulai tenang.

Petugas Pos Pemantau Gunung Soputan, Asep, kemarin menjelaskan, letusan sudah reda dan tidak lagi menyemburkan material gunung.

"Kondisi (letusan) gunung mulai reda, skala terus menurun," kata Asep seraya menambahkan, hujan abu juga mulai hilang menyusul tidak menyemburnya material gunung.

Meski begitu, dampak letusan dahsyat yang terjadi Senin (4/1) dan disusul Selasa (5/1) tengah malam itu membuat warga di Ratahan, Minahasa Tenggara dan Langowan, Minahasa sibuk membersihkan abu Soputan.

Terlebih warga Kampung Belanda yang masuk bagian Desa Noongan Induk, kondisinya sangat parah.

Di Kampung Belanda ada 52 kepala keluarga, dan sebagian besar warganya adalah petani. Letusan Gunung Soputan menyebabkan beberapa petani harus merugi.

Seperti yang dialami seorang petani, Sintje Poluan. Lahan pertaniannya yang seluas satu hektare tanah yang dimilikinya ditanami semua dengan berbagai macam tanaman seperti jagung, rica, kacang panjang, ubi, dan beberapa tanaman lainnya.

"Kalau begini ya jelas merugi, mau bagaimana lagi, namanya juga bencana alam," jelas dia.

Menurutnya, semua tanaman yang ditanamnya rusak terkena abu Soputan.

"Jagung banyak yang patah, pohon rica juga, belum keluar buah, begitu juga dengan tanaman lain, terpaksa ini harus tanam baru, soalnya sudah rusak semua, tidak bisa hidup lagi," jelasnya.

Untuk merawat tanaman tersebut, dirinya sudah mengeluarkan biaya jutaan rupah.

Pun dengan yang dialami Youdi Ticoalu, mengalami kerugian juga, tanamannya juga terkena abu Soputan. "Banyak yang patah, baru akan keluar bunga rica, juga jagung banyak yang roboh," jelasnya.

Namun menurutnya, yang terpenting diinginkan masyarakat adalah, bantuan pemerintah berupa air bersih dan pembersihan jalan dari debu Soputan yang sekarang sudah menjadi lumpur lantaran bercampur dengan air hujan.

"Kalau bisa, pemerintah tolong sirami jalan kami, jangan hanya di bagian Noongan saja, sebab abu di sini lebih tebal, dan kami juga kan masyarakat Noongan dan Minahasa, tolong perhatikan juga kami," jelasnya.

Sebab menurutnya, kalau tidak secepatnya dibersihkan, akan berdampak buruk untuk anak-anak.

"Kalau panas, dan berdebu kami khawatir anak-anak terkena ispa, juga dengan orang dewasa," jelas dia.

Tak hanya tanaman pertanian, wilayah hutan Gunung Soputan yang berada di Minahasa juga porak-poranda.

Dinas Kehutanan Minahasa pun langsung akan mendata kerusakan dan segera melakukan penanaman hutan kembali.

"Kita akan melakukan pendataan dulu, berapa banyak pohon yang rusak di Gunung Soputan yang masuk wilayah Minahasa, kemudian baru akan dilakukan penanaman kembali," jelas Kadis Kehutanan Minahasa, Wenny Talumewo, kemarin.

Padahal menurutnya, wilayah Soputan baru saja ditanami bibit pohon pengganti pohon yang terbakar beberapa waktu lalu saat musim panas.

"Baru-baru kita tanam kembali, tapi siapa yang sangka Gunung Soputan meletus seperti ini. Kan ini proses alam, kita tidak bisa menolak, makanya nanti kita akan tanam lagi," jelas dia.

Menurutnya, tahun 2016 ini, pemerintah juga sudah menyiapkan ratusan pohon untuk ditanam di hutan yang masuk daerah Minahasa.

Selain hutan, Pemkab Minahasa melalui Dinas Pertanian sementara melakukan pendataan terhadap tanaman yang mati, dan berupaya untuk memberikan bantuan pasca bencana.

Hingga Rabu kemarin, abu tebal Soputan masih menutupi sebagian daerah Langowan Barat.

Abu masih terlihat menutupi tanaman, serta badan jalan mulai dari Desa Walewangko hingga Desa Noongan, sehingga semua tanaman terlihat agak gelap.

"Soalnya kami lihat tadi malam seperti menyembur lagi, dan pagi ini abu masih turun tapi tinggal sedikit saja," jelas Alwin, warga Noongan.

Ia meminta pemerintah datang lagi untuk membersihkan debu di jalan dengan menggunakan air.

"Soalnya debu masih sangat tebal, dan berbahaya untuk pernapasan kita, meski sudah menggunakan masker," jelasnya.

Nampak warga masih beraktivitas seperti biasa, para pengendara motor masih menggunakan masker, sebab debu beterbangan.

Warga yang beraktivitas di luar rumah juga terlihat ada yang menggunakan masker.

Sementara itu, Bupati Minahasa Jantje Sajow menyatakan sudah mengerahkan dua mobil pemadam kebakaran untuk melakukan penyiraman jalan.

"Sudah diarahkan dua kendaraan Damkar sejak kemarin," ujarnya.

Ia berjanji akan memberikan bantuan sesuai dengan keperluan warga yang terkena dampak abu letusan Gunung Soputan.

"Kalau mereka butuh air bersih, kita akan berikan air bersih," janjinya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved