Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bisnis Kembang Api di Manado, Tahun Ini Djoni Target Jual Rp 2 Miliar

Tidak sembarang orang bisa menjadi distributor dan pedagang kembang api. Sebab, mereka harus mengantongi izin.

Penulis: | Editor:
TRIBUNMANADO/ALEXANDER PATTYRANIE
Seorang pembeli sedang melakukan transasksi di toko kembang api Serbu 6000 milik Lukman di Jalan DI Panjaitan Pasar 45 Manado. 

Laporan wartawan Tribun Manado Valdy Suak

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Menjelang Natal 2015 dan Tahun Baru 2016, pedagang kembang api mulai bermunculan di Kota Manado.

Bahkan belakangan ini sesekali sudah terdengar letusan dari kembang api yang dimainkan oleh warga.

Tidak sembarang orang bisa menjadi distributor dan pedagang kembang api. Sebab, mereka harus mengantongi izin. Tidak tanggung- tanggung, izin itu hanya dikeluarkan oleh kepolisian.

Satu pedagang yang mengaku mengantongi izin tersebut adalah Djony Pontoh. Dia memiliki toko di Kawasan Marina Plaza M Walk Manado.

Menurut Djony, tahun ini ia menyiapkan 50 ribu pack kembang api untuk dijual. "Semua kembang api sudah ada di gudang. Dalam waktu dekat akan datang lagi untuk beberapa item lagi," katanya, Kamis, (19/11).

Ia yang baru tahun kedua menjual kembang api ini mengaku, prospek usaha tersebut sangat menjanjikan.

"Tahun ini saya targetkan laku 20 ribu pack. Tahun lalu hasil penjualan mencapai ratusan juta rupiah. Kalau tahun ini saya target mencapai Rp 2 miliar," ujarnya penuh optimis.

Menurutnya, menjual kembang api juga tak seperti barang lain. "Ini bukan kue jadi tidak basi. Dari pengalaman saya, kembang api bisa tahan sampai 3 tahun, asalkan tidak berada di tempat yang lembab," akunya.

Untuk usaha menjual kembang api, ia mengaku juga mengurus izin di kepolisian. "Saya tidak berani menjual kalau tidak memiliki ijin, setiap tahun saya melapor dan urus ijin," katanya.

Cara pengurusan izin menurutnya kali pertama diurus oleh importir yakni perusahaan kembang api yang berada di Jakarta.

Selanjutnya saat kembang api dikirim ke daerah, harus kembali mengurus izin di kepolisian setempat.

Saat ini, ia menyediakan 25 item kembang api yang didatangkan langsung dari China. "Tapi saya tidak pergi ke China, importir kami yang di Jakarta yang impor dari China, kemudian dikirimkan kepada kami," katanya.

Ia mengaku untuk kembang api ukuran besar hanya berasal dari China, sedangkan yang kecil dari Indonesia.

Yang paling murah dijual saat ini adalah jenis pop-pop dengan harga Rp 4.750 ribu per pack. Sedangkan yang paling mahal yakni bing-bang atack seharga Rp 1.265.000.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved