Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Belut Raksasa Gegerkan Minsel, Penemunya Ketakutan! "Mirip Ular Piton"

Belut seukuran paha orang dewasa dengan berat 45 kilogram ini sempat berontak dan membuat pria asal Minsel ini ketakutan, sebab dikira ular piton.

Penulis: | Editor: Fransiska_Noel
TRIBUNMANADO/FELIX TENDEKEN
Belut raksasa sebesar paha orang dewasa gegerkan Minahasa Selatan. Baco, pria yang menemukannya ketakutan, dipikirnya itu ular piton. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Tali senar dengan mata kail di tepian sungai tiba-tiba bergerak, Baco kaget umpannya dimakan belut raksasa.

Belut seukuran paha orang dewasa dengan berat 45 kilogram ini sempat berontak dan membuat pria asal Minahasa Selatan ini ketakutan, sebab dikira seekor ular piton.

belut rajkasa

"Kita kira ular patola (piton), lantaran depe blakang ba blang - blang, (saya kira ular piton sebab bagian belakangnya bercorak mirip kulit ular)," ungkap Baco saat di wawancarai di rumahnya yang berada di Desa Arakan Minahasa Selatan.

Menurut dia penemuan belut raksasa ini merupakan pelampian kekesalannya, sebab ayamnya selalu hilang misterius dan diduga dimangsa oleh hewan yang berada di sungai Arakan.

"Saya pernah sekali melihat ayam beterbangan lari dari tepian sungai dan anak ayam yang tadinya berjumlah sembilan ekor kini berkurang menjadi delapan ekor. Saya juga heran sebab kejadian ini berlangsung tiap hari,"ujar Baco.

Merasa kesal ia akhirnya memilih memasang perangkap dengan cara memasang tali senar bermata kail yang dikaitkan ke kaki anak ayamnya.

Upayanya itu berhasil. Tapi ketika mencoba menariknya ke atas justru Baco lari ketakutan dan menunda angkat perangkap tersebut keesokan harinya.

"Saya menarik senar tersebut dan ada perlawanan kuat, awalnya saya meyakini bahwa ini ular piton. Ketika perlawanannya kalah yang saya lihat luar bisa belum pernah saya lihat sebelumnya, yaitu belut raksasa,"ujarnya.

Hasil tangkapannya sempat menghebohkan kampungnya bahkan warga dari kampung seberang berdatangan untuk melihat belut tersebut.

"Adoh so banyak orang ada tawar pa kita mo bli waktu dia masih hidop, (sudah banyak orang yang datang menawar mau beli saat belutnya masih hidup),"ujarnya.

Pada akhirnya tangkapannya tersebut mati dan di jual dalam bentuk penggalan-penggalan di beberapa desa terdekat, seperti desa Kumuh, Teling, dan Poopoh.

"Mau pelihara tapi sudah mati, jadi lebih baik saya jual agar tidak rugi,"ujarnya.

Menurut dia kejadian ini baru pertama kali dialaminya, bahkan ia berharap bisa menemukan belut yang lebih besar dari tangkapan awalnya.

"Belut ini punya pasangan hidup dan masih berada di sungai yang sama, saya berharap suatu hari bisa menangkapnya," pungkasnya. (Tribun Manado/Felix Tendeken)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved