Operasi Pasien Ditunda, RSUD Datoe Binangkang Dikeluhkan
Rumah sakit perintis di Bolaang Mongondow Raya (BMR) yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datoe Binangkang dikeluhkan masyarakat.
Penulis: Handhika Dawangi | Editor:
Laporan wartawan Tribun Manado Handhika Dawangi
TRIBUNMANADO.CO.ID,KOTAMOBAGU - Rumah sakit perintis di Bolaang Mongondow Raya (BMR) yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datoe Binangkang dikeluhkan masyarakat.
Pasalnya, pada Jumat (30/10/2015) ada pasien umum tidak BPJS yang mau dioperasi namun ditolak oleh dokter, pasien tersebut atas nama Mastina Mamonto (37) warga Bongkudai, Kecamatan Modayag, Kabupaten Boltim.
Mastina masuk RSUD Datoe Binangkang pada Selasa (27/10/2015), karena penyakit kista yang dialaminya. Setelah diperiksa dokter ia kemudian mendapatkan jadwal untuk operasi pada Jumat (30/10/2015) Pukul 09.00 Wita.
Namun pada hari Jumat sebelum pukul 09.00 wita, pihak dokter RSUD Datoe Binangkang datang menghampiri ruangan kelas satu enam, tempat Mastina dirawat dan menyampaikan berita pembatalan operasi.
"Katanya operasi belum bisa dilaksanakan, dan ditunda minggu depan," ujar sepupu pasien Risnawati Mamonto (43).
Hal yang sangat disesalkan keluarga pasien yaitu tindakan pihak rumah sakit yang tidak profesional dalam menyampaikan sesuatu.
"Di hadapan pasien mereka sampaikan bahwa operasi tidak bisa dilaksanakan, karena katanya ada kelainan jantung. Pasien sampai menjadi takut karena penyampaian itu," ujarnya.
Penyampaian pembatalan tersebut dinilai keluarga sangat tidak tepat. "Kami memang sengaja datang langsung ke sini, kami pikir ini rumah sakit umum. Sudah masuk Selasa diambil darah, dan katanya jadwal operasi nanti Jumat. Nah tadi pagi pasien sudah siap, sudah infus, sudah minum obat, sudah puasa. Tapi tiba-tiba dibatalkan karena alasan yang tak jelas," ujarnya.
Untuk mencari kejelasan, Risnawati pun bertanya kepada beberapa dokter. "Saya sudah tanya kepada pak Wayan selaku kepala ruang operasi. Katanya alasan pembatalan yakni ruangan harus steril karena ini adalah operasi besar jadi ditunda," ungkapnya.
Keluarga pasien dibuat bingung dengan alasan yang berbeda-beda
dari pihak rumah sakit. "Terakhir saya tanyakan kepada dokter Benny, katanya itu tergantung ke dokter bius, katanya kalau bisa maka dilanjutkan. Tapi karena belum sempat saya belum bisa ketemu dengan dokter khusus bius tersebut," ungkapnya.
Ia menambahkan hal yang juga disesalkan yakni kenapa hasil rekam jantung nanti keluar saat sudah ada jadwal untuk operasi. "Kami tak diberitahukan sebelumnya. Pembatalan dilakukan begitu saja," ungkapnya.
Karena dibatalkan, pihak keluarga pun berniat untuk membawa pasien ke Rumah Sakit di Manado. "Kami kecewa dengan pelayanan di Rumah Sakit Datoe Binangkang. Akan kami bawa ke Manado," ujarnya.
Sementara itu Kepala RSUD Datoe Binangkang, dr Sahara Albugis saat ditemui Tribun Manado mengatakan memang ada penundaan jadwal operasi.
"Memang dalam rekam jantung itu ternyata ada gangguan irama jantung. Jadi harus di pending. Harus stabil dulu baru bisa dilakukan operasi," ungkapnya.
Untuk penyampaian yang tidak profesional didepan pasien dirinya belum memberikan komentar.
"Untuk hal itu akan saya cek dulu, itu saya belum tau, kalau memang ada hal seperti itu nanti akan di cek dulu," ungkapnya.