Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

PPK Modayag Ditegur KPU tapi Dipuji Panwaslu

Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Bolaang Mongondow Timur (Boltim) menggelar rapat pleno rekapitulasi

Penulis: Aldi Ponge | Editor:
NET
Ilustrasi 

Laporan wartawan Tribun Manado Aldi Ponge

TRIBUNMANADO.CO.ID, TUTUYAN - Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Bolaang Mongondow Timur (Boltim) menggelar rapat pleno rekapitulasi dan penetapan Daftar Pemilih Tambahan (DPTB-1), pada Rabu (28/10).

Data yang dihimpun Tribun Manado hasil pleno KPU menetapkan 444 pemilih tambahan yang terdiri atas 248 pemilih laki-laki dan 196 pemilih perempuan yang terdiri Kecamatan ketambahan Kotabunan 100 pemilih, Kecamatan Modayag 44 pemilih, Kecamatan Modayag Barat 58 pemilih, Kecamatan Nuangan 182 pemilih dan Kecamatan Tutuyan 60 pemilih.

Anggota KPU Boltim, Abdul Kader Bachmid mengatakan DPTB1 akan diumumkan pada 7 November hingga 9 Desember oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS). "Sudah tak ada perbaikan daftar pemilih lagi, jika ada yang belum terdaftar akan masuk pada DPTB2 yakni pemilih yang menggunakan identitas seperti KTP, KK, surat pengantar kepala desa dan lainnya," katanya, usai rapat pleno.

Dia berharap semua masyarakat Boltim yang wajib pilih sudah masuk dalan DPS, DPT dan DPTB1. Sehingga pada saat pencoblosan tak ada lagi pemilih yang menggunakkan kartu identitas. "Diminta kepada semua Sangadi agar dalam memberikan surat rekomendasi harus memastikan mampu dipertanggungjawabka. Ada sanksi pidana jika memanipulasi administrasi kependudukan," ungkapnya.

Ketua KPU Boltim, Awaluddin Umbola mengatakan setelah ditetapkan maka KPU akan mengumumkan DPTB1 secara masif di 80 desa di Boltim.

"Kami berharap tak ada banyak tambahan agar DPT yang ditetapkan sebelumnya tak diragukkan. Ternyata tambahan pemilih masih dalam batas normal. Kami berharap dalam DPTB2 bisa nol (pemilih)," tuturnya.

Katanya, setiap saat selalu ada pergeseran penduduk sehingga memungkinkan ada ketambahan pemilih. Namun KPU tetap menjamin agar semua hak konstitusi warga negara bisa tetap dijamin untuk memilih.

Dia pun mengingatkan penyelenggara dijajarannya untuk tetap menjaga netralitas dan profesionalisme dalam menjalankan semua tahapan. "Semakin dekat (pencoblosan), semakin banyak godaan terhadap independesi penyelenggara pemilu. Kami tegas untuk tidak terlibat politik praktis. Tetap konsisitensi," tegasnya.

Dia banyak mendapat laporan terkait netralitas jajarannya dalam Pilkada Boltim. Dia meminta agar jajarannya tak menjadi penyebab kegaduhan di Pilkada. Apalagi Boltim menjadi daerah yang rawan.

"Ada saja laporan melalui telepon dan media sosial terkait netralitas penyelanggara pemilih di jajaran kami. Saya tak mau kegaduhan karena penyelanggara pemilu. Saya sudah ditelpon Polda bahwa Boltim masuk zona merah, titik rawan yang tinggi. Kami minta LO dan tim kampanye pasangan calon agar meredam ini," bebernya.

Rapat pleno berlangsung lancar kendati beberapa kali PPK Kotabunan dan PPK Nuangan harus mengklarifikasi hasil temuan Panwaslu Boltim terkait tak terdaftarnya sejumlah warga. Satu persatu PPK menyampaikan rekapitulasi di tingkat kecamatan.

Namun dalam rapat tersebut KPU memberikan teguran pertama kepada PPK Modayag yang dinilai tak disiplin karena tak hadir tepat waktu dalam rapat pleno tersebut. Menariknya, PPK Modayag justru mendapat apresiasi dari Panwaslu Boltim yang justru menindaklanjuti hasil temuan panwaslu.

Sebelumnya, KPU Boltim menetapkan sebanyak 52.329 pemilih. Pasca ditetapkan DPTB-1 sebanyak 444 pemilih. Maka pemilih Boltim menjadi 52.773 pemilih.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved