Lihat Gadis Berseragam Penuh Darah Mendekat, Siswi Ini Sontak Kesurupan!
Sebelum peristiwa itu terjadi, Mou mengaku melihat gadis yang berpakaian seragam SMP namun berlumuran darah mengarah ke dirinya.
Penulis: Andrew_Pattymahu | Editor: Fransiska_Noel
TRIBUNMANADO.CO.ID,AMURANG -Suasana proses belajar mengajar di SMP Negeri 1 Amurang dikejutkan dengan teriakan seorang siswi, Senin (5/10) sekitar pukul 11.00 Wita.
Sontak siswa-siswi yang lain kaget dan sampai ada yang lari keluar kelas.
Sedangkan guru-guru di sekolah ini langsung berusaha menenangkan siswi tersebut.
Ketika siswi tersebut berusaha ditenangkan, tiba-tiba 4 siswi lainnya kembali berteriak.
Suasana siang ini akhirnya menjadi lebih gaduh.
Seorang siswi yang diduga kesurupan bernama Mou atau ML bahkan sempat mencekik leher temannya.
Beruntung pegangan tangan Mou pada temannya itu dilepaskan oleh sejumlah guru.
Butuh beberapa saat untuk memenangkan kelima siswi yang diduga kerasukan itu.
Setelah suasana menjadi tenang seperti semula, akhirnya semua siswa-siswi di sekolah tersebut dipulangkan lebih cepat.
Mou yang diwawancari wartawan mengutarakan ia hanya ingat waktu ia duduk belajar di sekolah.
"Saya baru sadar ketika papa dan mama sudah berada di depan saya dan memanggil-manggil nama saya," ucapnya.
Sebelum peristiwa itu terjadi, Mou mengaku melihat gadis yang berpakaian seragam SMP namun berlumuran darah mengarah ke dirinya.
Bahkan di tangannya ada pisau yang mengancam ia serta membisik-bisikan sesuatu.
Yori orangtua Mou menuturkan kaget saat diberitahu melalui telepon selular bahwa anaknya diduga sedang kesurupan.
"Waktu itu saya langsung panggil istri saya untuk melihat anak kami di sekolah," ujarnya.
Kepsek SMP Negeri 1 Amurang, Willem Josephus tak menampik jika ada lima siswinya yang diduga kesurupan.
"Tapi kalau mau dibilang kesurupan enggak juga, karena dari mereka ada yang hanya pusing saja," ujarnya.
Waktu peristiwa itu terjadi, Willem mengaku tak berada di sekolah karena sedang ijin sakit. Dirinya hanya diberitahu oleh guru bahwa terjadi kegaduhan di sekolah yang dipimpinnya itu. (Tribun Manado/Andrew Pattymahu)