Drone Bantu Evakuasi Survivor yang Jatuh di Kawah Merapi
"Drone kami gunakan untuk memetakan tempat dugaan jatuhnya pendaki. Dari situ akan dievaluasi jalur yang bisa ditempuh oleh penyelamat."
TRIBUNMANADO.CO.ID, KLATEN - Operasi evakuasi survivor Eri Yunanto (21), memakai alat khusus berupa alat bantu pernapasan (Breathing Aparatus) dan pesawat mini tanpa awak (drone).
Pengendali Misi Pencarian (SMC) Suwiknya mengatakan, dua alat tersebut berfungsi untuk mempermudah evakuasi. Hal itu berkait medan dan kondisi jatuhnya survivor di kawah Merapi.
"Drone kami gunakan untuk memetakan tempat dugaan jatuhnya pendaki. Dari situ akan dievaluasi jalur yang bisa ditempuh oleh penyelamat. Kami menerjunkan dua drone, dalam misi ini," ujarnya, Minggu (17/5/2015).
Sementara itu, breathing aparatus berfungsi untuk mengurangi risiko terhirupnya gas beracun yang ada di kawah Merapi.
Ia mengatakan, waktu efektif untuk melakukan pencarian adalah pukul 10.00 sampai pukul 13.00 WIB.
"Kami juga harus melihat arah angin, sebab bila angin cenderung diam, hal itu justru berbahaya untuk penyelamat, karena konsentrasi gas beracun tinggi. Kalau ada angin berembus, maka udara akan bersirkulasi," tutur Suwiknya yang juga Kepala Resort Selo SPTN wilayah II Boyolali.