Praktek Renang, Siswa SMP di Kota Bitung Tewas Tenggelam
Suasana kecerian di kolam renang Wisma Pelaut Bitung berubah menjadi haru biru, kepanikan hingga tangis histeris menghiasi tepi kolam .
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Suasana kecerian di kolam renang Wisma Pelaut Bitung berubah menjadi haru biru, kepanikan hingga tangis histeris menghiasi tepi kolam hingga rumah sakit.
Adalah Amisia Winarsi (40) ibu dari Farhan Kama (13) satu diantara siswa SMP Muhamadiyah yang meninggal karena tenggelam.
Di rumah sakit Budi Mulai Bitung Amisia nampak terisak nangis hingga pingsan selama berulang-ulang, sementara sanak saudara dan kerabat berupaya menenangkan dengan cara diberi air minum.
Adapun kronologis meninggalnya Farhan Kama (13) pada Rabu (18/3) kemarin bersama dengan siswa kelas VII dan VIII dari sekolah yang terletak di Kelurahan Bitung Timur lingkungan 2 hendak melaksanakan praktik mata pelajaran Penjaskes dengan materi renang di Kolam renang yang sedalam 2,40 meter sekitar pukul 15.30 wita.
"Sebelum materi renang di mulai para siswa satu per satu masuk ke areal kolom berenang, saat masuk kami mengambil absen satu per satu di pintu masuk ke kolam. Saat itu dia (korban) serta beberapa temannya sudah lebih dulu masuk setelah selesai diabsensi lalu langsung mandi-mandi tanpa ada perintah untuk mangi di kolom," kata Aziz Kobis (45) sang guru penjaskes saat memberikan keterangan di Mapolsek urban Maesa Rabu (18/3) kemarin.
Tiba-tiba dirinya dibuat terkjut karena sekurity Wisma pelaut bersama beberapa siswa yang sudah lebih dulu masuk dan mandi di kolam memanggilnya sambil meminta tolong karena korban dalam kondisi tenggelam.
"Kami bersama sekurity dan siswa lainnya langsung angkat keluarkan dia (korban) dari dalam kolam, kemudian diletakkan di tepi kolam namun diduga korban sudah tak bernyawa," kata di.
Ia menambahkan dirinya sempat ingin memberikan nafas buatan namun dari mulut korban mengeluarkan busa sehingga korban langsung dilarikan ke rumah sakit budi mulai Bitung.
Kapolsek urban Maesa Kompol Novani Jansen SSos MSi yang dikonfirmasi membenarkan telah terjadi kasus siswa SMP meninggal karena tenggelam.
Hingga berita ini dirangkum guru olahraga, sekurity Wisma Pelaut serta beberapa siswa tengah dipriksa.
"Kami masih periksa saksi, dan sudah bertemu dengan ibu korban dan memperoleh informasi kalau kortidak tau berenang. Itu baru keterangan karena kondisi ibu korban masih tak kondisif untuk diajak berkomunikasi," tutur Novani melalui Kanit reskrim Polsek urban Maesa AKP Hilman Muthalib.
Kepala sekolah SMP Muhamadiyah Hardin Botutihe mengaku pihaknya siap bertanggung jawab, atas peristiwa meninggalnya satu diantara siswanya.
"Juga kami sudah patuhi itu proses hukum maupun untuk pemakaman korban intinya siap bertanggung hawab," kata Hardin.(tribun manado/christian wayongkere)