Ini Alasan Toko Paniki Jaya Manado Tidak Jual Miras

Liputan Muhammad Cahya Pratama

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Minuman keras atau miras dikenal di kalangan masyarakat memiliki dampak negatif, baik bagi penggunanya maupun baik masyarakat sekitar. Bukan tanpa alasan, minuman keras sering dinilai sebagai salah satu penyebab maraknya kriminilatias, terutama ketika berlebihan saat mengonsumsinya.

Hal inilah yang menjadi alasan Paniki Jaya, satu di antara beberapa minimarket yang ada di Kota Manado memilih untuk tidak menjual minuman keras. Sejak berdiri pada tahun 1995, minimarket yang terletak di Walanda AA Maramis Kelurahan Paniki Bawah Kecamatan Mapanget tidak pernah sekalipun memasok maupun menjual minuman keras di minimarket dengan dua lantai ini. Walaupun fakta yang beredar bagi para pemilik usaha dimana menjual minuman keras dinilai memberikan keuntungan yang besar, namun hal ini tidak menggoyahkan niat Paniki Jaya untuk tetap pada pendiriannya untuk tidak menjual minuman yang bagi umat Muslim ini termasuk minuman haram.

Ini seperti diungkapkan Agus Budiana, Pengelola Paniki Jaya saat ditemui Tribun Manado di Lantai 2 Kantor Paniki Jaya, Kamis (29/1). Agus menjelaskan, Paniki Jaya sudah berkomitmen untuk tidak menjual miras lebih karena miras dinilai lebih banyak memiliki dampak negatif daripada dampak positif. Selain itu, Agus juga menilai bahwa minuman keras tidak cocok untuk diminum di wilayah panas seperti Indonesia.

“Sudah komitmen dari awal untuk tidak jual. Lagipula minuman keras itu kan sebenarnya cocok untuk wilayah dingin seperti di Eropa dan Amerika. Itupun fungsi utamanya untuk minuman pelengkap maupun saat bersantai. Tapi di Indonesia terlebih daerah Sulawesi Utara, minuman keras lebih ke minuman untuk memabukkan, bukan untuk dinikmati,” ujarnya.

Selain berusaha untuk tetap menjaga prinsip, alasan lain Paniki Jaya tidak menjual miras adalah semakin mudahnya minuman keras dibeli di warung maupun minimarket yang ada di Kota Manado. Dan lebih parahnya lagi menurut Agus, para siswa bisa dengan mudahnya memperoleh minuman yang menurutnya malah bisa merusak masa depan siswa itu sendiri.

“Sekarang kan semakin mudah untuk dapat minuman keras. Apalagi di warung-warung, para siswa bisa dengan mudah membeli, dimana pihak penjual tidak memperdulikan nasib masa depan penerus bangsa ini, dan lebih mementingkan untuk mendapatkan keuntungan pribadi.”

Minuman keras dinilai Agus juga merupakan satu diantara beragam penyebab terjadinya tindakan kriminal. Dimana minuman keras ketika dikonsumsi secara berlebihan akan membuat penggunanya akan kehilangan control dirinya sendiri, sehingga sering berbuat kerusuhan yang selain merugikan dirinya sendiri karena harus berurusan dengan hukum, ia juga merugikan warga.

“Ketika sudah mabuk kan tidak bisa kontrol diri, apalagi yang memang preman, sering berbuat kerusuhan. Dan sudah sepatutnya pemerintah dalam hal ini Disperindag dan Kepolisian harus menindak peredaran miras ini. Dengan harapan tindakan kriminalitas bisa sedikit berkurang. Anggaplah Paniki Jaya berusaha membantu menguranginya walaupun sedikit,” ujarnya seraya tersenyum.

Agus juga berharap, agar aturan Disperindag untuk mengatur penjualan miras bisa diterapkan untuk semua jenis usaha, mulai dari yang paling kecil hingga yang paling besar. Sehingga para pemilik usaha terutama pemilik usaha kecil menengah bisa mendapatkan keadilan apabila larangan menjual miras diterapkan untuk semua jenis usaha.

“Ya kalau bisa harus sama rata. Mulai dari warung hingga supermarket dibikin sama aturannya. Jika satu tidak bisa jual, ya semuanya juga tidak bisa. Atau buat gerai atau tempat penjualan khusus miras, dimana hanya ditempat itu miras bisa didapatkan. Dan tentu harus ada pengawasan dan kontrol penuh dari Disperindag, Kepolisian dan pihak-pihak terkait, baik dari pasokan stok miras hingga siapa saja yang membeli miras di tempat tersebut.”(*)

Ikuti berita-berita terbaru di tribunmanado.co.id yang senantiasa menyajikan secara lengkap berita-berita nasional, olah raga maupun berita-berita Manado terkini.