Astaga! Di Bolmut, Irigasi Jadi Tempat Buang Hajat
Bupati Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) Depri Pontoh berharap masyarakat bisa menjaga irigasi yangh telah dibangun.
Penulis: | Editor: Fransiska_Noel
Laporan Wartawan Tribun Manado, Edi Sukasah
TRIBUNMANADO.CO.ID, BOROKO - Bupati Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) Depri Pontoh berharap masyarakat bisa menjaga irigasi yangh telah dibangun. Tak sedikit warga yang membobol irigasi, menjadikanya tempat sampah bahkan menjadi tempat buang hajat.
"Apabila menjadi tempat sampah menjadi tidak bermanfaat. Irigasi harus dijaga dengan baik," ujar Depri saat acara Peletakan Batu Pertama dan Pencanangan Gerakan Perbaikan Irigasi di Desa Ollot II, Kecamatan Bolangitang Barat, Selasa (20/1/2015).
Dia juga memohon masyarakat, pemerinrtah desa dan kecamatan untuk menjaga keberadaan irigasi. Warga bisa berswadaya membersihkan saluran irigasi bila sudah terlihat kotor. Dia berharap, masyarakat tak hanya berharap dan menunggu anggaran dari pemerintah.
Depri optimistis, kian banyaknya irigasi yang dibangun di Bolmut akan mampu meningkatkan produktivitas padi. Bahkan, dia yakin Bolmut bisa menjadi sentra beras di Bolaang Mongondow Raya (BMR). Selama ini sentra beras di BMR di Dumoga, Kabupaten Bolmong.
"Adanya irigasi mudah-mudahan meningkatkan produktivitas sawah. Bila sebelumnya hanya tiga sampai empat ton per hektar, setelah irigasi terbangun dengan baik, mudah-mudahan bisa meningkatkan mnjadi lima sampai tujuh hektare," kata Depri.
Dia juga mengingatkan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Bolmut bahu membahu dengan TNI dalam pencanangan gerakan perbaikan irigasi ini. Apalagi dalam program untuk membangun kedaulatan pangan ini bekerjasama dengan TNI.
Kepala Distanak Bolmut Sutrisno Goma mengatakan pemerintah pusat sudah menyalurkan anggaran Rp 11 miliar untuk perbaikan irigasi tersier di Bolmut. Selain itu ada dana Rp 5,4 miliar untuk meningkatkan indeks tanaman. Sehingga totalnya capai Rp 17 miliar.
"Penggunaan anggarannya akan dievaluasi pada April tahun ini. Kalau penggunaanya baik, bukan tidak mungkin akan mendapat lagi bantuan dari APBN (anggaran pendapatan dan belanja nasional) perubahan," kata Sutrisno saat menyampaikan laporan kegiatan.
Dia mengatakan kegiatan tersebut merupakan upaya untuk mencapai kedaulatan pangan. Hal tersebut merupakan program nasional dari Presiden Joko Widodo dan wakilnya, Jusuf Kalla. Indonesia bukan lagi pengimpor, tapi juga bisa memenuhi kebutuhan pangan sendiri.
Namun demikian, Sutrisno mengatakan, ada tantangan yang harus dihadapi. Satu di antaranya adalah kerusakan irigasi dan penumpukan sedimen sehingga saluran air tidak baik.
"Perlu kerjasama dengan masyarakat untuk menjaga irigasi. Jangan sampai ada yang membobolnya, buang sampah, bahkan menjadi WC," kata dia.
Ikuti berita-berita terbaru di tribunmanado.co.id yang senantiasa menyajikan secara lengkap berita-berita nasional, olah raga maupun berita-berita Manado online.