Soputan Meletus
Warga Mitra Geger Lihat Fenomena Aneh Sebelum Soputan Meletus
Tiga tahun setelah meletus dahsyat, Gunung Soputan di Minahasa Tenggara, Selasa (6/1), pukul 2.47 Wita kembali meletus.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tiga tahun setelah meletus dahsyat, Gunung Soputan di Minahasa Tenggara, Selasa (6/1), pukul 2.47 Wita kembali meletus.
Petugas Pemantau Gunung Soputan, Asep Saefullah menjelaskan, tinggi letusan kali ini memantik semburan abu setinggi 6 kilometer.
"Semburan debu tebal, hitam serta bertekanan kuat," kata dia.
Menurut dia, letusan hanya sekali dan terpantau pula Lava dalam jumlah sedikit mengarah ke barat daya.
Meski hanya sekali meletus, namun dia tetap siaga karena tremor terus terbentuk serta suhu gunung masih panas.
Asep menyatakan, Soputan kini menyandang status Siaga Level 3. "Daerah terlarang 6,5 kilometer dari lereng Gunung Soputan," katanya.
Menurut warga, letusan Gunung Soputan selalu diawali kejadian-kejadian aneh. Begitupun pada letusan kali ini.
Tiga bulan lalu, ada warga Desa Silian yang melihat seekor anjing aneh seperti berkaki delapan dan bermuka dua. Sebelumnya, Silian juga sempat geger dengan kehadiran anjing berkepala babi.
Frangki, warga setempat menyatakan, sejumlah warga percaya jika kejadian aneh selalu mendahului meletusnya Gunung Soputan.
"Selalu ada kejadian aneh sebelum Soputan meletus," kata dia.
Frangki sewaktu melihat kejadian anjing itu sudah meramalkan jika Soputan akan meletus.
Ia pun melakoni doa serta perbuatan baik serta meminta warga melakukan demikian. "Itu tandanya kita mesti instrospeksi diri," katanya.
Dan, ketika Soputan meletus Selasa pagi, ia bersyukur karena letusan Soputan tidak separah letusan tahun 2012 silam.
"Kala itu, abu merusak tanaman, bahkan pohon kelapa tumbang. Kini debu hanya tipis sekali," kata dia.
Sembilan kecamatan mengalami hujan abu dan Silian menjadi daerah terparah. Desa Silian memang berada di bawah lereng gunung, sehingga debu Soputan memenuhi atap rumah, kendaraan serta jalan. Hujan abu pun masih terjadi hingga pagi hari.
Siangnya, terlihat kesibukan warga membersihkan atap serta pekarangan dari abu.
Meski begitu, aktivitas warga tidak terganggu.
Sejumlah warga tetap pergi bekerja serta ke sekolah.
Roland, warga Silian mengatakan, letusan kali ini jauh lebih kecil dibanding letusan sebelumnya. "Ini hanya kecil saja," katanya.
Namun Roland mengaku agak kesulitan membersihkan abu yang mengental akibat hujan pukul 10.00 Wita.
"Mobil pun harus dibersihkan karena penuh abu," ujarnya.
Maikel, warga lainnya khawatir bahaya serangan infeksi saluran pernapasan atau ISPA. Menurut Maikel, abu Soputan berpotensi menyebabkan ISPA, apalagi angin bertiup kencang serta cuaca terik.
Di Ratahan, staf Dinas Kesehatan Minahasa Tenggara sibuk membagi-bagikan masker kepada pengguna jalan.
Kadis Kesehatan Rini Tumuntuan mengatakan, sebanyak 9.000 masker sudah dibagikan di sembilan kecamatan.
Kebutuhan akan masker memang meningkat.
Bau menyengat akibat abu Soputan menyebabkan warga memilih memakai masker.
Masker pun laku keras di Mitra. Anggi, penjaga apotik di Ratahan menyatakan, masker diburu warga sejak Selasa dini hari. "Warga terus berdatangan cari masker," kata dia.
Anggi menyatakan, dua pak masker berisi ratusan masker di apotiknya ludes sejak pagi.
"Kini masih banyak warga yang mencari masker," katanya.
Kepala BPBD Mitra Jopie Mokodaser menyatakan, pihaknya telah mendirikan dua pos pemantau Gunung Soputan. "Kita adakan untuk mengantisipasi hal-hal tak terduga," kata dia.
Mokodaser mengaku tengah menanti ahli vulcanologi dari Bandung untuk memastikan status terakhir Gunung Soputan.
Mokodaser menyebut belum ada pengungsian.
"Abu hanya tipis saja, paling parah di Silian serta Ratahan, namun tidak ada pengungsian," katanya. (art)