Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Sedih dari Bolmut, Balapan Liar, Aiptu Joko dan Rifal

Seorang polisi di Bolaang Mongondow Utara ditemukan tewas. Tersangka pembunuh sang polisi juga ditemukan tewas di sel. Memilukan.

Penulis: Handhika Dawangi | Editor:
TRIBUNMANADO/HANDHIKA DAWANGI
Keluarga menjemput jenazah Rifal Jiko di RS Dato Binangkang. 

Laporan wartawan Tribun Manado Handhika Dawangi

TRIBUNMANADO.CO.ID, KOTAMOBAGU -  Seorang polisi di Bolaang Mongondow Utara ditemukan tewas. Tersangka pembunuh sang polisi juga ditemukan tewas di sel. Memilukan.

Kepala SKP Polsek Urban Kaidipang Bolaang Mongondow Utara, Aiptu Joko Suswanto (45), Sabtu (3/1) malam membubarkan balapan liar di Jalan Trans Desa Kuala Utara, Kaidipang.

Usai membubarkan aksi yang mengganggu pengguna jalan itu, dia meluncur ke Pantai Desa Kuala.

Rupanya, kepergian Aiptu Joko dikuntit dua pemuda yang tak suka aksi balapan liar dibubarkan. Dua kakak beradik, Rifal Jiko (24) dan ZJ (14) menyusul lalu menyerang Aiptu Joko hingga roboh dan Minggu paginya ditemukan tewas.

Sang istri, Indriani Mantang sangat terpukul. Apalagi dua anaknya yang masih sekolah sangat membutuhkan sosok ayah. tak henti-hentinya, jenazah Aiptu Joko dia ciumi.

Sementara polisi bergerak cepat. Rifal dan adiknya ditangkap. Kemudian malamnya dievakuasi ke Mapolres Bolaang Mongondow. Namun Senin (5/1) pagi, Rifal ditemukan tewas di sel.

Kisah sedih dari Bolmut ini bermula dari balapan liar. Humas Polres Bolmong, AKP Saiful Tammu yang bertugas di sebagai Kapolsek di sejumlah Polsek di Bolmut, mengakui aktivitas balapan liar cukup tinggi.

Dia pun punya pengalaman tentang membubarkan balapan liar. Seperti saat bertugas di Polsek Bolangitan Bolmut pada 2010-2011.

"Saya kumpulkan personel, kemudian saya arahkan mereka agar pertama memperhatikan keselamatan, lalu saya sampaikan kepada mereka cara bertindak, termasuk kita harus beretika. Tak lupa saya juga berkoordinasi dengan Danramil minta dukungan pelaksanaan operasi," ujar Saiful Tammu, Selasa (6/1) malam.

Lanjut mantan Kapolsek Kaidipang, Polsek Bolangitan, dan Polsek Sangkub ini, saat bertugas, ia selalu mengimbau kepada anggotanya agar menjaga keselamatan orang lain.

"Saat mengamankan balap liar, saya larang anggota untuk mengejar karena bisa membahayakan keselamatan," ujarnya.

Selama di Bolmut, operasi balap liar dilakukannya setiap malam Minggu. "Sebelum razia, saya siapkan blanko pernyataan. Jika kedapatan knalpot bising, kita tahan kendaraan. Lalu buat penyataan dengan sukarela akan menyerahkan kepada polisi," ujarnya.

Ditambahkannya, jika kedapatan anak di bawah umur, maka tindakannya adalah mengundang orangtua.

"Kita akan beri pembinaan. Semua orang boleh membawa kendaraan, tapi yang paling berhak orang yang memiliki surat izin," ujarnya seraya menambahkan, saat melakukan penertiban balapan liar, ia selalu berusaha menahan dengan kemarahan.

Kembali ke Rifal yang tewas di sel. Setelah satu malam berada di kamar jenazah RS Datoe Binangkang, Kotamobagu, akhirnya keluarga mengambil jasad Rifal, Selasa (6/1) untuk dibawa ke Bolmut.

Sebelum dibawa ke Bolmut, jenazah Rifal disalatkan di Masjid Ar-Rayyan Kampung Baru. "Iya sudah mau dibawa ke Bolmut, tapi ke Masjid Kampung Baru dulu," ujar Nurlin Hadju, istri Rifal.

Kemarin, Kasat Reskrim Polres Bolmong AKP Iver Manossoh bersama beberapa anggota Polres Bolmong lainnya berjaga di depan kamar jenazah.

Sebelumnya, pada Selasa dini hari, istri Rifal ditemani Camat Bolangitan Barat, Halifas Olli bersama Kepala Desa Talaga, Soleman Kohongiay memasuki Ruang Kasat Reskrim.

"Kami keluarga besar Kepolisian Polres Bolmong turut berduka atas kejadian ini," ujar AKP Iver Manossoh kepada keluarga.

Selanjutnya keluarga menuju rumah sakit. Ratimas Biini (42), ibu Rifal terpukul dan menangis. Dan siangnya, dengan menggunakan ambulans, jenazah Rifal dibawa keluarga dengan pengawalan polisi.

Sementara tersangka ZJ, saat itu dirawat di Ruangan ICCU RS Datoe Binangkang. "Setahu saya, informasi yang diterima keluarga, saat ditangkap keduanya dalam keadaan sehat. Namun setelah dimasukkan dalam sel saya dapat informasi lagi satu di antaranya sudah meninggal. Saat itu saya tak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa menunggu hingga akhirnya saya datang ke sini (rumah sakit)," ujar
paman tersangka, Mulyono Goma (50).

Mulyono mengatakan, sebenarnya Rifal akan diotopsi dan ZJ juga akan ikut untuk diperiksa. "Namun tidak jadi. Takut nanti kepala Zainal yang sekarang ini dalam keadaan tidak baik, bisa tergoyang dan lebih parah dalam perjalanan. Saya dengar keluarga sudah melakukan musyawarah di Polres," ujarnya.

Saat itu ZJ terbaring di tempat tidur. Kedua matanya bengkak dan bagian telapak kaki kanan diperban. "Itu luka tembakan," ujar ZJ sambil berbaring.

ZJ mengaku perlakuan polisi waktu itu sangat baik. "Saya diberikan nasi kuning, daging, sayur dan air yang banyak," ujarnya.

ZJ kemudian menceritakan saat-saat terakhir sebelum kakaknya meninggal. "Waktu itu kakak saya bilang, suruh tembak saja karena dia so siksa. Saya bilang jangan tinggalkan saya di sini, setelah berteriak minta air, kakak kemudian berbaring. Saya lihat perutnya sudah tidak naik turun (bernafas) saya goyang-goyang diam saja, saat itu juga saya langsung menangis dan memanggil polisi. Mereka kemudian memindahkan saya ke ruangan lain dalam sel, sehingga saya tidak tahu lagi," kenang Zainal.

Hasil pemeriksaan kejadian tersebut hingga kini belum ada. "Besok (hari ini) Propam dari Polda akan datang," ujar Kabag Ops Kompol Nanang Nugroho. (handhika dawangi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved