Gempa Dahsyat Sulut
Pakar Tektonik: Sulut Rawan! Peringatan Dini Tsunami Belum Terbangun Baik
Gempa berskala 7,3 SR yang terjadi di perairan antara Sulawesi dan Maluku itu akibat aktivitas subduksi ganda lempeng laut Maluku.
Irwan Meilano
Pakar Tektonik ITB
TRIBUNMANADO.CO.ID - Gempa berskala 7,3 SR yang terjadi di perairan antara Sulawesi dan Maluku itu akibat aktivitas subduksi ganda lempeng laut Maluku.
Subduksi ganda tersebut terbentuk akibat tekanan dari lempeng laut Filipina di sebelah timur, pada zona Halmahera, dengan laju penunjaman 6,7 cm per tahun. Di barat, lempeng Eurasia menekan ke timur dengan laju 1,7 cm per tahun pada zona Sangihe.
Akibat penunjaman tersebut, terjadi kompresi arah barat dan timur di bagian tengah.
Kompresi tersebut memicu gempa. Gempa terjadi dengan mekanisme sesar naik. Gempa seperti itulah yang biasa terjadi akibat di zona subduksi. Biasanya, gempa dengan mekanisme sesar naik juga yang memicu tsunami.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, gempa mengakibatkan tsunami kecil setinggi 0.03 meter di Manado dan 0,9 meter di Halmahera, Maluku.
Meski gempa hanya memicu tsunami kecil, namun wilayah antara Sangihe dan Halmahera punya potensi gempa yang tinggi. Gempa besar pernah terjadi tahun 1858 dan memicu tsunami.
Sementara potensi gempa tinggi, kesiapan menghadapi gempa tergolong rendah.
Bahwa peringatan dini tsunami di wilayah Halamera, Sangihe dan Sulawesi Utara masih belum terbangun dengan baik. Akibatnya, kerentanan tinggi. Perbaikan dan peningkatan kewaspadaan diperlukan.
Baca selengkapnya di Tribun Manado edisi cetak hari ini, Minggu (16/11/2014).
Update terus informasi terbaru di www.tribunmanado.co.id