Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bila Dibubarkan, FPI Akan Ganti Nama seperti 'Bukan Empat Mata'

Menurut mantan Ketua PBNU, Hasyim Muzadi, pembubaran ormas FPI bukan satu-satunya jalan memberantas kekerasan atau premanisme di Indonesia.

Editor:
Warta Kota/Henry Lopulalan
Seorang anggota Front Pembela Islam (FPI) diamankan oleh petugas saat terjadi kerusuhan menyusul aksi unjuk rasa massa FPI di depan Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (3/10/2014). Ratusan anggota FPI berdemo menolak Wakil Gubenur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diangkat menjadi gubenur, yang berujung bentrok di depan Gedung DPRD dan di depan Balai Kota. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, CIKINI - Polemik pembubaran organisasi masyarakat (Ormas) Front Pembela Islam (FPI) terus bergulir. Terlebih pascaperistiwa bentrokan antara ormas pimpinan Habib Rieziq Shihab ini dengan aparat keamanan ketika berunjuk rasa di halaman kantor Balaikota beberapa waktu lalu.

Menurut mantan Ketua PBNU, Hasyim Muzadi, pembubaran FPI bukan satu-satunya jalan memberantas kekerasan atau premanisme di Indonesia.

Justru Hasyim menilai, jika hanya dibubarkan, ormas tadi dapat dengan mudah berganti nama di Kementerian Dalam Negeri. Menurutnya seperti acara "Bukan Empat Mata", yang berubah nama dari 'Empat Mata".

"Nantu Front Pembela Islam pada hari Jumat (dibubarkan), Hari Minggu bisa (berganti nama) Front Pembela Indonesia," kata Hasyim Muzadi berbincang dengan wartawan di Cikini, Jakarta, Minggu (12/10).

Jadi tegas Hasyim, pembubaran sebuah ormas bukan suatu hal harus didahulukan. Tetapi, sebuah pendekatan dan penekanan menjaga perdamaian kepada ormas itu yang harus di kedepankan.

"Maka saya minta FPI meningkatkan kualitas perjuangan. Jangan menggunakan perjuangan yang akhirnya membelokan tujuan mereka sendiri," kata Hasyim.

Sementara tekan dia, kekerasan yang dilakukan FPI yang menyebabkan bentrok dengan aparat terkait penolakan terhadap pelantikan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta merupakan persoalan personal.

"Karena polisi hanya tahu, barang siapa yang melakukan kriminal, dia harus berhadapan dengan hukum. Saya hanya minta FPI meningkatkan kualitas perjuangan," imbuhnya.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved