Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Isi Dompet Jicky Tinggal Rp 300 Ribu, Keluarga Lihat Kejanggalan

Pihak keluarga mendiang Bripda Jicky Vay Gumerung menemukan sejumlah kejanggalan atas kematian Jicky di sebuah diskotik di Jakarta.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Fransiska_Noel
IST
Almarhum Bripda Jicky Vay Gumerung, anggota Polres Minsel yang tewas di diskotek di Jakarta. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, TONDANO - Pihak keluarga mendiang Bripda Jicky Vay Gumerung menemukan sejumlah kejanggalan atas kematian Jicky di sebuah diskotik di Jakarta. Mereka menduga ada sesuatu yang belum terungkap dari kematian tersebut.

Meity Rondonuwu dan Pingkan Rondonuwu, tante Jicky saat ditemui di rumah duka, Minggu (18/5/2013),  mengatakan tiga buah handphone milik Jicky sudah tak ada. Begitu juga dengan jam dan kalung serta uang Rp 5 juta yang dibawanya. "Semua barang berharga serta uangnya sudah tak ada. Dompetnya masih ada, tapi uang di situ tinggal Rp 300 ribu. Ada apa ini?," ujar Meity.

Tak hanya itu, mereka  tidak yakin Jicky menggunakan narkoba. Merokok maupun minum minuman keras saja ia tidak suka, sehingga keluarga kaget Jicky meninggal dengan cara seperti itu (diduga over dosis narkoba). "Sangat janggal, tak mungkin Jicky pengguna narkoba. Ia anak yang baik. Bisa saja ada yang punya maksud jahat padanya," tutur Meity.

Meity mengatakan, ibu dan bapak kos Jicky dari Minahasa Selatan (Minsel) meyakinkan kepada kepada keluarga di Tondano bahwa Jicky tak suka kumpul minum dengan teman-temannya. "Kalau anak-anak kos kumpul-kumpul dan minum, Jicky hanya di kamar. Bapak dan Ibu kosnya bilang Jicky sosok yang baik," ujar Meity lagi. Menurut Meity, pihak keluarga berharap pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini. "Kami ingin pihak kepolisian tuntaskan kasus ini. Nama keluarga kami tercoreng karena Jicky mati dengan cara ini. Kami yakin Tuhan pasti tunjukkan jalan," ujar Meity.

Ibunda Jicky, Stella Rondonuwu sangat kehilangan anaknya. Ia terus meratapi jasad Jicky. Jeritannya tak lagi mengeluarkan air mata. Dengan tisu putih di tangannya, ia sesekali mengusap keringat yang jatuh. Ia tampak lelah.Sementara sang ayah Hanny Gumerung yang juga anggota Polri tampak tegar. Ia tak menangis, hanya matanya memancarkan kesedihan yang sangat mendalam. Sesekali ia memegang kepala anaknya tersebut. Di sisi sebelah, adik Jicky yang masih SD menatap jasad kakaknya. Matanya tampak bengkak seperti belum lama menangis.

Hanny Gumerung mengaku sebagai orangtua ia sangat bangga kepada Jicky. Anak lelaki yang punya mimpi besar untuk masa depannya. "Saya bangga dengannya. Ia menunjukkan prestasi yang luar biasa, ia lulus sebagai peserta terbaik di Sulut saat masuk polisi. Ia punya mimpi yang besar, belum lama dikirim pelatihan bulan lalu. Ia kembali diutus untuk pergi," ujarnya. Hanny sama sekali tak pernah melihat Jicky merokok atau minum. Di matanya, Jicky merupakan sosok anak baik. Menurut rencana jenazah Jicky dimakamkan Senin (19/5/2014) ini.

Mungkin Keracunan

Pasca peristiwa kematian Bripda Jicky Vay Gumerung, anggota Polres Minsel  di Diskotik Stadium di Jalan Hayam Wuruk Jakarta Barat Jumat lalu, Mabes Polri langsung memerintahkan segera melakukan razia di seluruh tempat hiburan malam.

Instruksi tersebut pun disampaikan ke Direktur IV Bareskrim kepada Direktur Direktorat Reserse Narkoba Polda Sulut, Kombes Pol Krisno Siregar. "Saya dihubungi Dir 4 Bareskrim dan mendapatkan perintah untuk terus melakukan razia," katanya, Minggu (18/5/2014).

Siregar yang kebetulan berada di Jakarta, memang sudah mengetahui persitiwa tersebut. Dia pun  terus berkoordinasi dengan Polres Metro Jakbar dan Polda Metro Jaya. Mengenai penyebab jelas kematian dari Jicky, Siregar mengungkapkan saat ini masih diselidiki Polsek Metro Taman Sari.

Namun demikian, Krisno Siregar  menduga kematian Jicky akibat keracunan obat yang diracik dari inex atau pil sejenis ekstasi. Dikatakannya, saat ini banyak beredar inex yang dibuat di dalam negeri dengan membuat campuran inex dari luar negeri. Barang haram tersebut kemudian dihancurkan dan dicampurkan dengan obat-obatan. Ini dilakukan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab dengan maksud mencari keuntungan lebih.

"Campuran inex ini diselundupkan ke Indonesia. Ini saja sudah berbahaya. Apalagi ditambah ada orang yang gila mencari keuntungan dengan mencampur ke obat-obatan. Obat-obatan itu berbahaya dan membuat keracunan. Itu pun tergantung daya tahan tubuh manusia yang berbeda- beda,"jelasnya.

Baca selengkapnya di Tribun Manado edisi cetak hari ini, Senin 19 Mei 2014.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved