Baliho Caleg tak Boleh Cantumkan Gelar Pendeta
Pdt HWB Sumakul, Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM yang baru saja terpilih.
Penulis: | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON - Pdt HWB Sumakul, Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM yang baru saja terpilih pada sidang sinode ke-77 di Auditorium Bukit Inspirasi (ABI) Tomohon mulai membawa angin segar bagi perubahan dan kemajuan gereja ini ke depan. Hal tersebut nampak dengan banyaknya terobosan yang akan dilakukan oleh BPMS pada periode pelayanan 2014-2018.
Misalnya, pada periode pelayanan yang baru ini, Pdt Sumakul akan membagikan buku kode etik pendeta, untuk mengukur perilaku dan kinerja pendeta GMIM dalam melayani jemaat. "Buku kode etik ini ukurannya kecil, tak hanya akan dibagikan ke pendeta, tapi mungkin wartawan juga bisa memilikinya untuk mengukur perilaku pendeta. Jika, mereka melakukan hal-hal yang dapat meresahkan atau mengganggu kehidupan jemaat, maka mereka bisa dikenai sanksi sesuai dengan kode etik yang sudah diatur berdasarkan tata gereja GMIM," tegas Pdt Sumakul didampingi Ketua Harian Panitia Dr Arnold Poli.
Diterbitkannya buku kode etik kata Sumakul bukan tanpa alasan, tapi tujuannya untuk membuat kerja pendeta sebagai hamba Tuhan menjadi lebih fokus dalam melayani jemaat. "GMIM pasti akan lebih besar dan bagus lagi jika kode etik ini sudah diterapkan. Sebab, gelar pendeta adalah gelar gerejawi, yang hanya bisa digunakan dalam tugas gereja, jadi tak bisa digunakan untuk lainnya. Misalnya, dibuat baliho caleg dengan mencantumkan pendeta, akan dilarang gereja, karena tak boleh sewenang-wenang digunakan. Yang bersangkutan harus menanggalkan gelar tersebut, karena pendeta sekarang memang tak boleh berpolitik," tuturnya.
Selain menata kerja tugas pendeta lebih baik, Sumakul juga berkomitmen untuk melaksanakan secara utuh semua mandat yang diberikan sidang pada tahun ini. Misalnya, terlibat aktif dalam upaya menjaga kamtibmas didaerah tetap kondusif dengan menekan angka kriminalitas, hingga meningkatkan kesejahteraan warga jemaat. "Mengelola dunia ini dengan baik, adalah juga bagian dari kerja iman. Jadi, warga GMIM jangan malas, agar lebih maju dan sejahtera. Harus belajar seperti warga Kristen di Amerika dan Eropa yang begitu rajin untuk mendongkrak peningkatan ekonominya. Harus tahu malu kalau malas," tegasnya.
Masalah sosial dan kriminal di seluruh wilayah pelayanan kata dia juga menjadi masalah GMIM, tak hanya Polisi saja mengingat hampir setengah penduduk di Sulawesi Utara adalah warga GMIM itu sendiri. "Jika ada tindak kriminal, seperti pencurian, pembunuhan, dan lainnya, maka itu bukan hanya urusan Polisi untuk menuntaskan, tapi GMIM juga, makanya akan bekerjasama dengan Polisi dan pemerintah juga untuk memberantas itu," terangnya.
Pdt Piet Tampi, Ketua BPMS GMIM mengaku bangga sebab proses pemilihan boleh berjalan baik, dengan harapan BPMS yang baru dapat menjalankan tugas pelayanan dengan optimal. "Apa yang sudah disampaikan oleh masing-masing calon BPMS untuk dilakukan ketika terpilih, kini harus dilaksanakan secara konsisten, sebab sudah dipercayakan oleh Tuhan dan jemaat. Banyak masalah memang yang belum dituntaskan pada periode ini dan harus dituntaskan oleh periode BPMS yang baru," tegasnya.
Senada, Jimmy Eman, Ketua Panitia Sidang Sinode GMIM mengimani pemilihan yang sudah berlangsung merupakan hasil dari kerja Roh Kudus, sehingga wajib dijunjung tinggi dan didukung agar tugas pelayanan gereja dapat terlaksana denga nbaik. "Saya harap BPMS yang baru ini dapat membawa perubahan bagi kemajuan GMIM ke depan," ungkapnya. *