Kiprah Tim Garuda di SEA Games
Prediksi Timnas Indonesia vs Myanmar
angan ada lagi punggawa timnas Indonesia U-23 yang tampil egoistis, dengan coba-coba bermain sendiri tanpa menghiraukan teman sejawat tim.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Dukungan bergemuruh dan bergelora dari suporter tuan rumah bakal meneror tim Garuda Muda. "Kita menang , kita menang," begitulah kira-kira sorak sorai pendukung timnas Myanmar U-23.
Tak perlu berkecil hati, tak perlu berhati kecut, hadapi tim tuan rumah dengan semangat kebersamaan, dengan menjalin kerjasama antar lini yang lebih rapih dan lebih kompak.
Inilah aksioma yang wajib dimiliki timnas Indonesia U-23 ketika melawan timnas Myanmar U-23 dalam ajang semifinal cabang sepak bola yang diadakan di Stadion Thuwunna, Yangon, Myanmar, Senin, pukul 18.45 WIB. Pertandingan akan ditayangkan oleh SCTV.
Jangan ada lagi punggawa timnas Indonesia U-23 yang tampil egoistis, dengan coba-coba bermain sendiri tanpa menghiraukan teman sejawat tim.
Jangan ada lagi timnas asuhan pelatih Rahmad Darmawan yang bermain "sendiri-sendiri" dengan membawa bola hilir mudik tanpa tahu bahwa ada teman yang berdiri bebas di kotak penalti lawan.
Silakan memeragakan permainan dengan berjiwa kebersamaan. Tampil lebih rapi, tampil lebih tenang, dan tampil leboh fokus itu yang kini justru dituntut oleh seluruh punggawa timnas untuk membuktikan bahwa kebersamaan adalah segalanya.
Tampil dengan kebersamaan tak dapat ditawar seperti hal kewajiban menang melawan Myanmar. Mengapa? Timnas asuhan RD -panggilan akrab Rahmad Darmawan- tidak berlebihan sedang menghadapi krisis, ibaratnya sedang berada di ujung tanduk,
Disebut-sebut bahwa timnas Indonesia U-23 tampil kurang memuaskan di tiga laga sebelumnya. Menang dengan gol semata wayang ketika menghadapi Kamboja (1-0), kalah dari Thailand (1-4), dan bermain imbang melawan Timor Leste (0-0), serta merta meletupkan keprihatinan adakah harapan manakala menghadapi Myanmar yang nota bene punya sederet pemain tangguh dan cepat.
Belum cukup berpegang kepada ujaran "kita bisa, kita bisa". Yang diperlukan kini ujaran "kita menang, kita menang" karena berlaku aksioma dalam sepak bola bahwa "bisa" nyatanya belum cukup menghantar sebuah tim meraih kemenangan.
Mengapa memilih ujaran "kita bisa", padahal yang diperlukan oleh punggawa timnas Indonesia U-23 kali ini "menang dan menang" melawan Myanmar U-23.
Modal untuk menang terhampar, kalau saja ada pemain Garuda Muda bertipe striker murni yang menyeringai untuk tampil sebagai predator di lini pertahanan Myanmar.
Tim asuhan RD punya sederet gelandang tipikal pekerja, tapi minim diisi oleh pemain yang punya naluri membunuh, atau meminjam istilah tinju "killing punch".
Melawan Myanmar, pelatih RD yang beberapa kali memeragakan formasi 4-2-3-2, boleh saja mencoba ketajaman dari Fandi Eko Utomo. Pemain ini membawa perubahan ketika ia diturunkan di babak kedua ketika menghadapi Timor Leste.
Untuk mengobrak-abrik pertahanan lawan, skuat Garuda Muda memiliki Dedi K, Rizky Pellu, Ramdani, sementara pergerakan ekstra cepat siap disuguhkan oleh Andik Vermansah.
Lini pertahanan Garuda Muda bakal menghadapi cobaan untuk menghalau gempuran dari barisan depan Myanmar. Empat palang pintu siap diturunkan RD, yakni Alfin, Andri Ibo, Manahati Lestusen, Roni Wombray.