Ketua MUI Sulut Berpulang
Inilah Pesan Ketua MUI Sulut Sebelum Mengembuskan Nafas Terakhir
Atmosfir kesedihan masih pekat terasa, seolah bergulung di atas rumah duka sosok teladan dan tokoh besar Sulut telah berpulang.
Penulis: | Editor:
Laporan wartawan Tribun Manado Herviansyah
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Atmosfir kesedihan masih pekat terasa, seolah bergulung di atas rumah duka sosok teladan dan tokoh besar Sulut telah berpulang. Ketua MUI Sulut, KH Fauzi Nurani mengembuskan nafas terakhir, Minggu (1/12/2013).
Anak kedua Almarhum, Muhammad Mukhtar Luthfi (38) mengungkapkan Aba sapaan akrab KH Fauzi Nurani dikeluarga meninggal pada pukul 1.30 Wita di Rumah Sakit Kandou Malalayang, setelah dirawat selama satu bulan. "Beliau menderita ginjal dan ginjal yang sudah dirasakannya sejak empat tahun lalu, dan dalam kesehariannya dibantu dengan alat CAPD," ujarnya.
Meninggalnya ayahandanya tercinta memang dengan tiba-tiba, semalam pada Subuh masih mengajarkan tauhid kepadanya. namun setelah Salat Dzuhur kondisinya menurun. Ketika itu ia ke apotek untuk memberi obat, sekembalinya dari apotek dokter telah berupaya untuk mengembalikan kesadarannya. "Saya mengantarkan beliau dengan dua kalimat syahadat, ketika itu beberapa saat saya dapat merasakan denyut nadinya, namun setelah itu sudah tidak ada," katanya.
Sebagai ayah dari tiga anak, ayahandanya merupakan sosok yang menanamkan nilai-nilai luhur yang diajarkan agama keluarganya, terutama dengan kesabaran. Segala sesuatu permasalahan selalu diselesaikan dengan musyarawarah dan selalu mengingatkan kepada anak-anaknya untuk terus berzikir, mengingat kepada Allah SWT. "Meskipun marah jika anaknya melakukan kesalahan, namun marah seorang ayah yang begitu cinta anaknya," katanya.
Meskipun sakit, ia selalu mengungkapkan kepada anaknya, bahwa penyakit itu adalah teman, untuk manusia mengingat kepada Allah SWT. Ia juga tidak pernah lupa kepada anak-anaknya mengajarkan ilmu tauhid. "Dia tidak pernah mengeluh sakit, karena sudah terlalu sakit di dadanya, Aba hanya mengatakan dadanya sakit," tuturnya.
Tidak ada firasat yang dirasakannya, namun ketika Sabtu malam, ketika ia menjaga ayahandanya yang ketika itu sedang tidur, tiba-tiba berkata "hari minggu Aba berangkat,". ucapan itu, tidak pernah disampaikan kepada siapun, karena dirinya tidak perpikir macam-macam. Namun saat ini sepertinya ucapan Aba seakan memberikan isyarat, bahwa dirinya akan dipanggil Allah SWT.(*)