Pemilukada Kotamobagu
Ini Kata Kandidat Terkait Persoalan di Kotamobagu
Perdebatan sempat terjadi antara Wakil Wali Kota Nomor 1 Jainuddin Damopolii menanyakan tentang beasiswa bagi mahasiswa kepada Djelantik.
Penulis: | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID, KOTAMOBAGU ‑ Debat kandidat sesi kedua tak jauh berbeda dengan sesi pertama. Pada sesi ketiga, empat pasangan calon mengundi permasalahan. Tatong‑Jadi mendapatkan tema tentang jaminan bagi PNS usai Pilwako. Pasangan nomor dua mendapat masalah tentang bentor yang menjadi alat transportasi namun bisa memacetkan lalulintas Kotamobagu.
Antik‑Rustam mendapat masalah tentang sertifikasi guru yang tunjanganya selalu terlambat dibayarkan. Pasangan nomor 4, MSL‑Ishak mendapat tema tentang pemberdayaan kontraktor lokal. Pada saat menanggapi masalah bentor, MSL sempat menitikkan air mata. Menurutnya kesejahteraan pengemudi bentor tak meningkat padahal mereka yang mengangkat perekonomian Kotamobagu.
Hampir tak terlihat perdebatan selama acara berlangsung. Hanya dua pertanyaan diajukan Calon Wakil Wali Kota Nomor 4, Ishak Sugeha, kepada petahanan yakni Calon Wali Kota Nomor 3 Djelantik Mokodompit dan Calon Wali Kota Nomor 1 Tatong Bara. Pertanyaaan pertama tentang perombakan pegawai struktur di pemerintahan setelah Pilwako.
Tatong yang berpasangan dengan Jainuddin Damopolii mengatakan, perombakan struktur pegawai akan dilakukan secara profesional dan proporsional. "PNS tidak usah ketar‑ketir, karena kami mengutamakan proporsional dan profesionalitas," kata Tatong sembari menyentil PNS yang terlampau terjebak dalam politik praktis.
Sementara Djelantik menjawab, PNS mempunyai hak untuk menentukan pilihan. Menurut calon wali kota yang berpasangan dengan Rustam Simbala ini, para PNS juga bisa mengikuti seluruh kampanye para calon. "PNS adalah aset. PNS tidak boleh berpolitik praktis, namun memiliki hak politik," kata Tatong.
Pertanyaan kedua dari Ishak masih ditujukan kepada Djelantik Mokodompit. Kali pertanyaan Ishak tentang dana sertifikasi guru yang selalu lambat. Antik mengatakan masalah tersebut merupakan masalah nasional. Namun dia mengatakan untuk mengatasinya pemerintah daerah bisa menyiapkan dana untuk sisa kuota.
Perdebatan sempat terjadi antara Wakil Wali Kota Nomor 1 Jainuddin Damopolii menanyakan tentang beasiswa bagi mahasiswa kepada Djelantik.
Menurut Jainudin mengatakan, pemberian terkesan pilih kasih. Namun Djelantik menegaskan, tidak ada beasiswa bagi mahasiswa, namun bantuan biaya penyelesaian akhir. Penerima pun dipilih secara fair.
Toar Palilingan, panelis pada debat terbuka ini mengatakan para kandidat seharusnya telah menyiapkan aksi yang tidak muluk‑muluk. "Saya melihat ada yang berkomitmen tapi tidak semuanya diiringi dengan niat dan instrumen pelaksana, yakni regulasi sebagai payung hukum rencana aksi," kata dia.
Umar Paputungan, penelis lainya mengingatkan tentan indeks pembangunan manusia (IPM) Kotamobagu yang berada di posisi ketujuh di antara pemerintah daerah di Sulut. Bahkan IPM Kotamobagu di bawah tiga kabupaten, yakni Minahasa, Minut dan Sangihe. "Minimal berada posisi keempat setelah Manado, Bitung dan Tomohon," kata Umar.
Sumber : Tribun Manado Cetak.
Ikuti terus perkembangan berita ini melalui topik: Pemilukada Kotamobagu.