Pemilukada Kotamobagu
Debat Kandidat Memanas, Pendukung Pasangan Calon Saling Ejek
Saling ejek bahkan mulai tedengar sebelum acara debat dimulai.
Penulis: | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID, KOTAMOBAGU ‑ Suasana debat calon kepala daerah dan wakil kepala daerah Kota Kotamobagu yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Ruang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotamobagu berlangsung panas, Minggu (16/6/2013).
Suasana panas itu bukan terjadi karena adu argumen para kandidat tapi ejekan antarpendukung pasangan calon. Saling ejek bahkan mulai tedengar sebelum acara debat dimulai. Ketua KPU Kotamobagu Nayodo Koerniawan yang juga moderator pada debat kandidat memperingatkan pendukung untuk menahan diri dan tidak saling ejek. Emosi para pendukung sempat turun, namun tensi kembali naik saat acara debat berlangsung. Teriakan‑teriakan lantang dari pendukung yang didominasi oleh perempuan tersebut menutup suara dari para kandidat. Akhirnya, petugas keamanan mengeluarkan seorang pendukung yang duduk di balkon karena dianggap sudah berlebihan. Tak lama berselang petugas juga mengeluarkan seorang perempuan.
Berbeda dengan para pendukung yang tampak penuh emosi mengikuti kegiatan debat kandidat, empat pasangan calon kepala daerah Kotamobagu tampak adem ayem saat mengeluarkan pendapatnya. Terhitung hanya ada tiga pertanyaan yang diajukan oleh kandidat kepada kandidat lain.
KPU Kotamobagu menghadirkan 10 panelis dalam debat kandidat itu. Delapan penelis memiliki latar belakang sebagai akademisi dan budayawan yakni Kamajaya Alkatuk, Taufik Pasiak, Abdurahman Conoras, Ferry Liando, Ridwan Lasabuda, Umar Paputungan, Toar Palilingan, Joice Nares. Sementara Ona Lamsia dari Swara Perampuan dan Kepala BNN Sulut BNN Kombes Jhon Latulenten.
Debat tersebut terbagi dalam tiga sesi. Pertama empat kandidat memilih masing‑masing satu kasus untuk mencari solusinya. Sesi kedua hampir mirip dengan sesi pertama. Di sesi terakhir, KPU menyiapkan pertanyaan dari masyarakat dan kemudian keempat kandidat mencari solusinya.
Sesi pertama dimulai dari pasangan nomor 4, Muhammad Salim Landjar‑Ishak Sugeha (MSL‑ Ishak). Pasangan ini memilih masalah reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan. Menurut MSL, tujuan utama pemerintahan adalah memberikan pelayanan prima. Untuk itu dibutuhkan pemerintahan yang sehat.
Dia menekankan perlunya tunjangan bagi para pegawai pemerintah. "Pemerintahan yang sehat santa tergantung pada manajemen, sumber daya manusia dan budaya. Tunjangan bagi paratur juga harus diperhatikakan," kata MSL.
Pasangan Nomor 3, Djelantik Mokodompit‑Rustam Simbala memilih tema tentang kemisikinan dan pengangguran. Djelantik mengajukan tiga solusi untuk masalah ini, yakni dengan membuka lapangan kerja, membuka dirir terhadap investor dan juga komitmen pemerintah menjalankan dua solusi pertama. Sedangkan pasangaan Nomor 2, Nurdin Makalalag‑Sahat Robert Siagian memilih tema tentang pemimpin yang amanah. Nurdin mengatakan, pemimpin yang amanah terkait dengan kebiasaan. Pemimpin harus memberikan contoh dalam segala aspek kehidupan.
Pasangan Nomor 1, Tatong Bara‑Jainuddin Damopolii yang mendapat kesempatan terakhir pada sesi pertama ini adalah tentang penyebaran kependudukan. Tatong mengatakan, penyebaran penduduk di Kotamobagu memang tidak merata. "Kami akan melakukan penataan, baik bangunan dan infrastruktur lainyanya. Areal pemerintahan dan perkantoran dipisah," kata Tatong.
Sumber : Tribun Manado Cetak
Ikuti terus perkembangan berita ini melalui topik: Pemilukada Kotamobagu.