Pemilukada Kotamobagu
Djelantik Belum Aman
Djelantik Mokodompit, Calon Wali Kota Kotamobagu yang telah ditetapkan oleh KPU Kotamobagu, Sabtu (11/5/2013) pekan lalu, ternyata masih belum aman.
Penulis: | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID,
KOTAMOBAGU - Djelantik Mokodompit, Calon Wali Kota Kotamobagu yang
telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kotamobagu, Sabtu
(11/5/2013) pekan lalu, ternyata masih belum aman. Panitia Pengawas
Pemilu (Panwaslu) Kotamobagu masih lakukan klarifikasi terkait tanggapan
masyarakat terhadap calon tersebut.
"Ya, memang bisa saja berpengaruh pada hasil penetapan tersebut.
Contohnya yang terjadi pada Pemilukada di Gorontalo, Dambea (Adhan
Dambea) yang sudah ditetapkan sebagai calon wali kota tidak bisa ikut
karena bermasalah," kata Pimpinan Panwaslu Kotamobagu Ivan Tandayu saat
bersua Tribun Manado, Senin (13/5/2013).
Dikatakan, pihaknya telah meminta keterangan tiga dari empat saksi.
Satu lagi belum dimintai keterangan karena yang bersangkutan berada di
Manado. Namun dia memastikan, Panwaslu akan segera memanggil saksi
tersebut. "Setelah itu, kami juga akan meminta klarifikasi dari
Djelantik," kata Ivan.
Dia menjelaskan, tanggapan dari masyarakat tersebut terkait dengan
ijazah strata satu Djelantik Mokodompit. Sebelumnya, Ketua KPU
Kotamobagu Nayodo Kurniawan menyatakan masalah ijazah Djelantik tersebut
telah dikonfirmasi kepada beberapa pihak yang terkait, termasuk pihak
STIKOM Manado yang mengeluarkan ijazah tersebut.
"Kami sudah mendapat konfirmasi dari STIKOM Manado yang mengeluarkan
ijazah Djelantik. Mereka menyatakan, keabsahan ijazah tersebut.
Pernyataan tersebut mereka sampaikan juga secara tertulis,"kata Nayodo,
beberapa waktu lalu.
Dia menambahkan, pihaknya sudah melakukan verifikasi secara faktual
semua berkas yang disampaikan oleh para kandidat kepala daerah.
Verifikasi faktual tersebut dilakukan juga terhadap ijazah para kandidat
mulai dari sekolah dasar sampai ijazah terakhir yang dimiliki
bersangkutan.
"Kami menerima tanggapan dari masyarakat tentang ijazah Djelantik.
Sesuai dengan petunjuk dari Kopertis (Koordinasi Perguruan Tinggi
Swasta) untuk melakukan silang pemeriksaan di perguruan tinggi di mana
dia menimba ilmu," kata dia menandaskan.
Pada pleno penetapan Sabtu pekan lalu, Nayodo menyebut gelar
Djelantik SSos atau sarjana sosial selain Magister Ekonomi. Padahal,
selama ini, Djelantik selalau mencantumkan gelar doktorandus atau Drs.
Pun demikian dengan Ishak Sugeha yang sebelumnya mengenakan gelar
insinyur atau Ir di depan namanya menjadi ST atau sarjana teknik.
Usai pengundian nomor urut, Djelantik mengatakan tidak masalah
dengan penyebutan gelar tersebut. "Dokterandus boleh, SSos pun tidak
masalah," kata dia menuju keluar dari Kantor DPRD Kotamobagu