Perusahaan
Abaikan Komitmen PT JRBM Dikecam DPRD Boltim
Mengabaikan komitemen pada daerah, PT J Resources Bolaang Mongondow (JRBM) yang bergerak dibidang penambangan emas
Penulis: Aldi Ponge | Editor: Andrew_Pattymahu
Laporan Wartawan Tribun Manado Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID, BOLTIM-Mengabaikan komitemen pada daerah, PT J Resources Bolaang Mongondow (JRBM) yang bergerak dibidang penambangan emas dikecam Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bolaang Mongondow Timur (Boltim).
Anggota DPRD Boltim, Argo Sumaiku mengatakan pihak JRBM telah melanggar komitmen bersama antara pihak perusahaan dang pemerintah Kabupaten Boltim. Pasalnya perusahaan yang sebelumnya bernama Avoced tidak membayar biaya pinjam pakai jalan kepada Pemkab.
Dikatannya,
jalan antara Desa Jiko-Lanud dipinjam pakai oleh perusahaan dengan
perjanjian akan menyetor anggaran sebagai penghasilan daerah sebesar RP
140 juta perbulan.
"Hingga kini yang disetor ke pemkab Boltim baru
Rp 1,4 miliar untuk beberapa bulan saja antara Oktober 2010 hingga
Oktober 2011," ujar Argo, pada Jumat (21/12)
Dikatakannya, jalan tersebut digunakan perusahaan untuk transportasi peralatan dan material mereka dari dan ke pelabuhan Jiko Port. Diungkapkannya, penyetoran anggaran tersebut telah terhenti sejak akhir 2011.
Sehingga dirinya menuding JRBM telah melakukan penipuan terhadap masyarakat dan pemkab karena tidak konsisten pada komitmen.“Sudah lebih dari 1 tahun JRBM belum menyetor dana yang telah disepakati bersama pemerintah daerah. Ini adalah kejahatan dan pembohongan terhadap publik,” kata Argo.
Untuk itu, pihaknya bersama pemkab berencana akan memanggil pihak managemen perusahaan untuk dimintakan pertanggungjawabannya, karena terkait dengan hal ini pemerintah sudah dirugikan miliaran rupiah, "Sudah sekitar 13 bulan JRBM tidak membayar, berarti ada sekitar 1,6 miliar pendapatan daerah yang tidak disetor,” hitungnya.
Senada dengannya, Sekretaris Daerah (Sekda) Boltim, Muhammad Assagaf mengatakan pemkab dan DPRD Boltim secepatnya akan melakukan hearing dengan pihak JRBM. "Alasan mereka belum dibayar karena mereka sementara ekspansi ke wilayah Bolsel," ungkap Assagaf. (Ald)