Minahasa Utara
Saatnya Pemkab Minut Lakukan Transparansi
Transparansi Anggaraan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dicetuskan oleh Gubernur DKI Jakarta, Jokowi patut dicontoh
Laporan Wartawan Tribun Manado Susanty Otodu
TRIBUNMANADO.CO.ID, AIRMADIDI - Transparansi Anggaraan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dicetuskan oleh Gubernur DKI Jakarta, Jokowi patut dicontoh oleh Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara (Pemkab Minut). Dan saat ini adalah waktunya Pemkab Minut meniru tindakan tersebut.
Aktivis Minut, William Luntungan mengatakan tindakan ini dilakukan agar masyarakat mengetahui kemana saja uang rakyat mengalir. Tidak seperti yang terjadi selama ini, aliran APBD selalu dirahasiakan bagaikan peta harta karun yang tidak bisa diketahui publik.
"Dengan transparansi anggaran, masyarakat Minut bisa tahu penggunaan uang rakyat. Apakah masih memprioritaskan kesejahteraan warga atau hanya untuk kepentingan kelompok dan perorangan," jelas William pada Tribun Manado, Kamis (6/12).
William kemudian mempertanyakan apakah pihak Eksekutif dan Legislatif berani mengikuti langkah Jokowi? Berapa miliar rupiah lagi perjalanan dinas yang dianggarkan dalam APBD 2013? Beranikah Pemerintahan SBY mengikuti langkah Jokowi soal transparansi APBD?
Hal yang perlu diperhatikan lagi menurut William adalah kebiasaan buruk Eksekutif dan Legislatif yang sudah terkena sindrom pelesir. Sindrom ini sepertinya sulit disembuhkan karena menggunakan dalih bahwa anggaran tersebut telah tertata di dalam APBD.
"Para petinggi kebanyakan seenaknya menghambur-hamburkan uang rakyat keluar daerah. Dari tahun ke tahun puluhan milyar uang rakyat dihabiskan dengan alasan perjalanan dinas, studi banding, pelatihan ataupun alasan-alasan lain," tambah pria yang biasa di sapa Will.
Padahal di tahun-tahun sebelumnya, kegiatan yang sama sudah pernah dilakukan, tetapi ia melihat kegiatan ini telah dijadikan alasan dan kegiatan rutin untuk menghabiskan uang rakyat.
"Semestinya puluhan miliar rupiah uang rakyat yang bisa digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan warga di Minut hanya dihabiskan untuk membeli tiket pesawat, biaya hotel dan uang saku para petinggi-petinggi, bahkan yang sebagian sudah tidak punya rasa malu," tutup Will. (nty)