Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Lingkungan

Benny Mamoto Kunjungi Kampus Unklab

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Polisi Benny Mamoto, Minggu (2/12) kemarin mendatangi Kampus Universitas Klabat

Penulis: | Editor: Andrew_Pattymahu

TRIBUNMANADO.CO.ID, AIRMADIDI - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Polisi Benny Mamoto, Minggu (2/12) kemarin mendatangi Kampus Universitas Klabat (Unklab). Kunjungannya kalli ini adalah mengajak kerajasama antara BNN dengan Kampus dalam memberantas dan mencegah narkoba masuk kampus.

Upaya pencegahan yang dilakukan, dijelaskan Mamoto diantaranya dengan menggelar sosialisasi di kampus-kampus dan melakukan tes urine. Tes urine dinilai mampu mendeteksi siapa saja yang menggunakan narkoba untuk kemudian dilakukan penyembuhan.

"Ada tes urin jika kedapatan akan segera dilakukan upaya-upaya rehabilitasi untuk disembuhkan. Tes urine juga menjadi cara yang penting karena merupakan cara pencegahan dan mendeteksi dini. Nanti diperiksa ketahuan, fakultas ini berapa orang dan fakultas ini berapa orang," jelas Mamoto pada Tribun Manado, Minggu (2/12).

Tak hanya sekedar melakukan pencegahan dan penyembuhan, namun BNN juga bertugas untuk melakukan investigasi asal barang, siapa yang mengedarkan, konsumsi pemakai dalam seminggu berapa kali, serta hingga ke dosis dalam sekali pakai berapa banyak.

Untuk data yang diperoleh pada tahun 2011 dan 2012, Mamoto mengatakan bahwa jumlah pemakai paling tinggi dari kalangan anak muda yang sudah bekerja. Di kota-kota besar biasanya dipengaruhi dengan gaya hidup yang tinggi. Usai bekerja biasanya dihabiskan ditempat-tempat hiburan untuk menikmati hasil jerih payahnya. Jika para anak muda yang sudah bekerja ini salah bergaul maka dipastikan mereka akan lari ke narkoba.

"Yang kedua dari kalangan mahasiswa dan pelajar. Nah ini yang kita waspadai dikalangan pendidikan. Karena apa? Itu nati dampaknya diserang di otak, ketika otak diserang, kualitas menurun. Yang pakai rata-rata sering blank. Hasil prestasi akademik pasti menurun, bahkan sampai di DO (Drop Out), kasihan kan?. Makanya jangan sampai mereka dikeluarkan dari sekolah. Jika otaknya rusaknya, fisiknya juga akan rusah," tandas Mamoto.

Dampak lainnya, kata Mamoto akan mempengaruhi ke mental atau perbuatan. Ketika para pemakai tidak punya uang maka mereka akan menghalalkan segala cara. Diantaranya mencuri, memeras, bahkan berani merampok. Selain itu mudah tersinggung.

Berdasarkan hasil penelitain dari BNN, mereka dari kalangan pelajar yang nekat melakukan tawuran dan berani melawan polisi dalah sebagian besar para pemakai narkoba. Jika sudah dibawa pengaruh narkba maka mereka tidak peduli lagi dengan lingkungan, tidak punya rasa malu, dan menjadi pembohong.

Kunci utama untuk pencegahawa awal ada di lingkungan keluarga. Ketiak orang tua dekat dengan anaknya, kondisi anak pasti akan ketahuan jika telah terjadi perubahan. Dicontohkan Mamoto jika anak sifatnya periang dan terbuka, tiba-tiba menjadi pendiam dan tertutup, sering mengunci diri didalam kamar sendirian, ceritanya banyak bohong maka segera diperiksakan ke dokter.

"Sekalian titip ke dokter untuk melakukan tes urine. Peran keluarga sangat penting dan memberikan efek positif. Intinya segera lakukan upaya-upaya penyembuhan. Sebab dari upaya kita dari segi alat yang sedikit pastinya kontribusi kita terbatas. Apalagi dengan jaringan sudah masuk ke desa-desa, salah satu cara untuk menekan permintaan rehabiltiasi adalah pemberantasan," tandas Mamoto. (nty)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved