Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

BBM

Bisnis Bensin Eceran, Andi Rela Bolos Sekolah

Tangki ini bisa diisinya sekitar 16 liter.

Penulis: Aldi Ponge | Editor:
Laporan wartawan Tribun Manado Aldi Ponge

TRIBUNMANADO.CO.ID, KOTAMOBAGU - Sosok remaja pria berusia 14 tahun muncul dari arah belakang dan langsung memarkirkan sepeda motor Suzuki Thundernya di barisan paling belakang deretan sepeda motor bertangki besar yang beberbaris hingga beberapa ratus meter.

Remaja yang mengaku bernama Andi datang bersama seorang temannya. Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini  mengaku datang untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium untuk dijual kembali. "Tangki ini bisa diisinya sekitar 16 liter," jawab Andi mulai membuka pembicaraan, Senin (19/11) sekitar pukul 14.30 Wita

Walaupun awalannya agak canggung menceritakan namun akhirnya Andi dengan polosnya menceritakan cara melakukan penimbunan premium kepada Tribun Manado. Menariknya, dirinya rela menambah libur untuk bisa melakukan membeli premium agar mendapat uang. "Hari ini tidak sekolah, mungkin belum belajar. Jadi lebih baik saya menampung bensin," ujar Andi dengan suara pelan.

Saat itu hujan deras, sehingga Andi bisa bercerita panjang lebar tentang semua sindikat penggelapan premium tersebut. Andi mengaku telah melakukan hal tersebut sejak beberapa bulan lalu karena melihat peluang mendapatkan uang dengan mudah melalui jual beli bensin tersebut. Menurutnya hanya anter sejam dirinya bisa mendapatkan Rp 25 hingga 30 Ribu sekali antre, tergantung besarnya ukuran tangki sepeda motor. "Semua motor besar ini sama (menimbun),"

Menurut Andi, Premium yang mereka beli dengan harga normal di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sebesar Rp 4500 dijualnya kepada pengecer seharga Rp 5-6 ribu. Sehingga mereka bisa meraup keuntungan hingga Rp 1500 dalam setiap liternya."Untuk dijual sendiri oleh orangtua saya, kalau lebih dijual kepada orang lain," ujar Andi.

Andi mengatakan orangtuanya sepeda motor milik sanak saudaranya agar bisa melakukan penimbunan tersebut dan dijual secara eceran. Menurutnya, agar tidak mencolok dirinya bergantian dengan anggota keluarganya lainnya untuk melakukan pengisian bensin. "Kalau disini habis, kita ke pertamina (SPBU) lain, begitu seterusnya," ujar

Tidak hanya dijual sendiri, terkadang tanpa diketahui orangtuanya dirinya menjual  kepada orang lain agar mendapatkan uang tambahan untuk membeli pulsa maupun keperluan lainnya. Katanya, pegawai SPBU mengetahui perilaku dirinya dan warga lainnya namun sengaja membiarkan karena bisa melariskan BBM milik mereka. "Dahulu pakai sepeda motor kecil tapi tangkinya sudah dimodifikasi.Sekarang karena sudah dilarang maka kami gunakan Thunder dani Vixion," jelas Andi yang tidak lama kemudian berlalu.

Hujan masih turun, tak berapa lama kemudian dia kembali dan mengambil posisi  dibagian belakang antrean yang memang sudah berkurang karena derasnya hujan. Menariknya seorang petugas SPBU di Kotabangon berinisial GT saat menanggapi protes warga karena panjangnya antrean disebabkan oleh ulah para penimbun mengatakan penimbunan tidak dilarang. "Pelat merah dilarang antre. Kalau penimbun tidak dilarang pertamina," ujarnya enteng.

Pantauan Tribun Manado, SPBU Kotabangon misalnya, antrean terjadi hingga ratusan meter sejak pagi hingga sekitar pukul 15.00 Wita. Setelah itu, suasana menjadi lengang karena SPBU kehabisan BBM. Menariknya, sebagian besar justru kendaraan roda dua dengan ukuran tangki besar yang mengantre. Hanya beberapa sepeda motor bertangki kecil dan becak motor (Bentor) terlihat di barisan antrean. Diduga, antrean sepeda motor besar tersebut sengaja untuk menampung bensin lalu dijual kembali ke depot pengecer di jalanan.  Tak hanya itu, di seputaran SPBU radius 100 meter terdapat sepuluhan "depot" pengecer premium yang dibiarkan menjamur begitu saja oleh instansi terkait. Hal yang sama terlihat di SPBU Matali, Pontodon, Mongkonai terlihat antrean panjang.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved